BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

20140325

Market Outlook

Value for money 

Di Jakarta, terdapat sekitar 68 mall yang cukup terkenal. Bila Ditambah dengan mall lainnya maka akan berjumlah 180. DI antara mall-mall tersebut, kita dapat melihat berbagai jenis mall mulai dari Cilandak Town Square (merek-merek terjangkau) sampai Pacific Place (merek-merek mewah). Menurut kami, alasan
utama berbagai jenis mall dibangun di Jakarta dikarenakan populasi kelas menengah yang berkembang. Para pengembang properti bertaruh pada kenyataan bahwa masyarakat kelas menengah akan mengarah ke pengeluaran yang lebih tinggi. Kami setuju dengan pandangan konsensus yang menyatakan bahwa meningkatnya kekayaan kelas menengah akan mendorong tingkat konsumsi  swasta. Namun, kami berpendapat bahwa tren belanja konsumen selalu berubah.

Menurut pandangan kami, pada saat ini konsumen telah menjadi semakin cerdas dan sensitif. Dengan kata lain, menghabiskan banyak uang untuk barang berkualitas terbaik adalah tren masa lalu. Hal ini dapat dilihat dari iPhone yang menunjukkan pertumbuhan penjualan sebesar 7% tahun lalu, tetapi berada jauh dari pertumbuhan penjualan ponsel pintar global yang mencapai 34%. Selain itu, Samsung Electronics juga mencatat perlambatan pertumbuhan pendapatan sejak 2011, yang merupakan indikasi yang jelas bahwa konsumen lebih memilih untuk membeli produk yang menawarkan pengalaman serupa dengan harga
yang wajar.

Menurut laporan Euromonitor, pasar barang mewah di Indonesia diperkirakan akan tumbuh 10% pada tahun 2013.  Kami tidak berpendapat bahwa prospek untuk merek-merek mewah di Indonesia sudah pudar. Oleh karena itu, kami lebih tertarik dengan perusahaan yang memproduksi barang-barang terjangkau
kepada pasar massal seperti barang konsumsi (INDF, UNVR), farmasi (KLBF, KAEF), dan utilitas (JSMR, PGAS).




Local flashes 


BWPT: Laba Bersih BW Plantation (BWPT) Merosot 30,67%. PT BW Plantation Tbk.
(BWPT), perusahaan  perkebunan kelapa sawit, mendulang laba bersih pada 2013
sebesar Rp181,78 miliar, turun 30,67% dari laba bersih 2012 sebesar Rp262,18 miliar.
Laba bersih turun lantaran laba usaha turun 21,97% menjadi Rp325,6 miliar dari tahun
sebelumnya sebesar Rp417,29 miliar. (Bisnis Indonesia)

TOTL: 2013, Laba Bersih Total Bangun Persada (TOTL) Naik 17,31%. Laba bersih PT
Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) membukukan pertumbuhan laba bersih 17,31%
sepanjang tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan 2013 yang dirilis Senin
(24/3/2014), laba bersih emiten jasa konstruksi itu tercatat Rp213,17 miliar, naik dari
Rp181,72 miliar pada 2012. (Bisnis Indonesia)

DSNG: Laba Bersih Dharma Nusantara Turun 15%. PT Dharma Nusantara Tbk (DSNG)
mencatatkan laba usaha sebesar Rp657 miliar pada 2013, naik 33% dibandingkan
Rp494 miliar pada periode sebelumnya. Sementara itu, laba bersih perusahaan turun
15% menjadi Rp216  miliar  pada tahun lalu dari Rp252  miliar  pada 2012. (Bisnis
Indonesia)

AISA: Genjot pendapatan, AISA resmikan pabrik baru.  PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk
(AISA) kian mantap mengembangkan bisnis pengolahan beras. Setelah punya dua
pabrik pengolahan beras di Cikarang dan Cikampek, Jawa Barat, AISA kini meresmikan
pabrik pengolahan beras yang berlokasi di Sragen, Jawa Tengah. Pabrik baru AISA  itu
berkapasitas produksi 240.000 ton beras per tahun. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih
besar dari dua pabrik sebelumnya. (Kontan)

UNTR: Februari, penjualan alat berat UNTR turun 25,64%.  PT United Tractors Tbk
(UNTR) gagal mempertahankan kinerja penjualan alat berat merek "Komatsu".
Berdasarkan data yang dirilis di situs resmi UNTR, penjualan alat berat di Februari 2014
hanya mencapai 374 unit. Perolehan ini turun 25,64% dari kinerja Januari 2014 yang
sebanyak 503 unit. Anjloknya penjualan ke sektor pertambangan menjadi penyebab
utama buruknya performa UNTR di Februari. (Kontan)

ADHI: Adhi Karya Gandeng Operator MRT Singapura Bangun Monorel Jabodetabek. 
PT Andhi Karya Tbk (ADHI) menjalin kerjasama dengan SMRT untuk mengoperasikan
dan mengembangkan monorel Jabodetabek fase I. SMRT merupakan operator MRT
(Mass Rapid Transit) di Singapura. Proses pembicaraan dengan SMRT sampai saat ini
masih berlangsung. Namun secara detail, bentuk kerjasama antara ADHI dan SMRT
belum diatur. (Detik Finance)

PWON: Laba Pakuwon Jati Tumbuh 51%. Emiten bidang properti, PT Pakuwon Jati
Tbk (PWON), membukukan laba bersih Rp1,13 triliun pada 2013 tumbuh 51%
dibandingkan tahun sebelumnya Rp748 miliar. Direktur Investor Relation Pakuwon Jati
Irene Tedja menguraikan pertumbuhan laba yang signifikan didapat dari pendapatan
Rp3,03 triliun naik 40% dibanding periode sebelumnya Rp2,16 triliun. (Bisnis Indonesia)
 



Technical analysis 


Investor sentiment 
Belum adanya sentimen positive maupun sentiment negative membuat pergerakan IHSG masih dalam range yang sempit. Investor masih terfokus pada proses kampanye yang saat ini sedang berlangsung untuk menentukan president yang akan datang.

Intraday chart 
Pada perdagangan hari ini dapat kita analisa secara intraday  seperti  pada  chart  1 dimana IHSG dibuka dan mengalami penurunan hingga 4,695 sebagai level terendah kemarin lalu kembali naik menjelang penutupan pada level 4,727 dan akhirnya ditutup pada level 4,720. Indikator PSAR memberikan sinyal bearish, indicator MACD berada di downtrend, serta indicator stochastic yang telah memasuki area overbought. Sehingga untuk perdagangan besok cukup berat bagi IHSG untuk mampu melanjutkan kenaikan.




Volume figure chart 
Pada chart 2, kita akan melihat volume figure dari IHSG yang saat ini telah berada di level  volume transaksi yang terbanyak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saat ini merupakan level support terhadap IHSG. Level volume terbanyak berikutnya adalah level 4,400 yang akan menjadi level support berikutnya jika IHSG gagal mempertahankan level 4,650 sebagai batas support.

Dari analisa kita diatas dapat kita simpulkan bahwa peluang penurunan mungkin terjadi mengingat indicator stochastic yang memasuki overbought.





Stocks on our focus list 


PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 

Saham UNVR saat ini berada area normal yang antara strong support pada garis biru dan resistance yang sedikit lemah yang kita tandai dengan garis hitam. Hal ini dapat kita lihat pada figure 3. Indikator stochastic yang kita tandai dengan kotak hijau baru saja keluar dari area oversold. Sedangkan indicator MACD masih berada di bearish area sehingga buy on weakness sementara dapat kita lakukan dengan level entry pada
27,700.

Indikator MACD yang ditandai oleh lingkaran biru  telah memberikan sinyal deadcross, namun volume penurunan ini juga semakin kecil sehingga membuat peluang teknikal rebound terbuka. Apalagi posisi indicator stochastic yang memungkinkan untuk goldencross.

Pada tahun ini PT Unilever Indonesia Tbk telah mampu meningkatkan pendapatan dari 23.5T menjadi 27.3T. Hal paling mengesankan, perusahaan telah mampu mengurangi persentase biaya penjualan yang terdiri dari efiseinsi untuk penjualan, biaya umum dan administrasi dari 27,91% menjadi 27,23%. Ini adalah driver yang menyebabkan pertumbuhan bottom line dari 4.2T ke 4.8T.

Pada tanggal 13 Maret 2014 saham UNVR mengalami foreign flow yang cukup besar dimana asing net buy sebesar 40 M.  Dengan broker CS yang melakukan  pembelian terbanyak hingga 34,332 lot dengan average 28,373.




PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) 

Pergerakan saham INTP dapat kita lihat pada figure 4 dimana saat ini indicator stochastic telah melakukan goldencross (lingkaran biru). Sedangkan indicator MACD berada pada bullish area. Sehingga peluang kenaikan panah hijau dapat terjadi dengan target adalah garis merah yang merupakan garis resistance.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2014 sebesar Rp4,5 triliun. Executive Director Chief Operator Officer PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya mengatakan, belanja modal pada tahun lalu sebesar Rp2,19 triliun. Sepanjang tahun ini meningkat adi Rp4,5 triliun.

Margin laba bersih PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sepanjang tahun  lalu mengalami penyusutan. Tercatat, per akhir 2013, margin laba bersih perseroan sebesar 26,8%. Sebagai perbandingan, pada 2012, margin laba bersih produsen semen Grup Salim ini mencapai 27,53%. Hal ini lantaran ada pembengkakan di sejumlah pos beban, sedangkan pendapatan hanya naik tipis

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencetak laba bersih sebesar Rp5,01 triliun sepanjang 2013 atau tumbuh 5,25% dibandingkan dengan posisi 2012 senilai Rp4,76 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan di Bisnis Indonesia pada tanggal 18 Maret 2014, laba bersih per saham dasar produsen semen itu naik dari Rp1.293,15 menjadi Rp1.361,02. Dari segi pendapatan, Indocement membukukan pertumbuhan 8,1% menjadi Rp18,69 triliun dari tahun sebelumnya Rp17,29 triliun




PT Tambang Bukit Asam (PTBA) 

Indikator saham PTBA dilihat dari stochastic yang telah goldencross beberapa hari yang lalu, kemudian MACD yang baru saja goldencross, memberikan sinyal positif untuk pergerakan lanjutan. Hal ini dapat kita lihat pada figure 5. Peluang untuk menembus garis resistance (garis hijau) sangat terbuka lebar dengan target di 9,600.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah bersiap menambah cadangan maupun produksi batubara lewat akuisisi areal tambang baru. Rencananya, perusahaan pelat merah tersebut akan segera menuntaskan proses akuisisi beberapa izin usaha pertambangan (IUP) baru di Sumatra maupun Kalimantan pada tahun 2014 ini. Joko Pramono, Corporate Secretary PTBA mengatakan, dari 14 areal tambang yang telah melalui proses kajian, beberapa di antaranya akan dilanjutkan pada tahapan uji tuntas atau kegiatan due diligence. "Tapi, jumlahnya belum saya bisa sebutkan. Yang jelas, kami harapkan akan selesai tahun ini," kata dia.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana melakukan pembelian kembali saham perseroan (buyback) sekitar 1,53% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Periode pelaksanaan buyback dilakukan pada 10 Maret 2014-9 Juni 2104. Untuk melaksanakan buyback ini, perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 428,33 miliar. Dana buyback ini berasal dari saldo laba yang belum dicadangkan senilai Rp 1,61 triliun pada 31 Desember 2013.  Pembelian kembali saham Perseroan akan dilakukan dengan harga lebih rendah, atau saham dengan harga penawaran yang terjadi sebelumnya. Perseroan pun telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas untuk melakukan pembelian kembali saham.




Tidak ada komentar: