BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

20140314

Market Outlook

Sang Jawara Telekomunikasi! 

Kemajuan teknologi dan kemakmuran telah mendorong industri telekomunikasi ke level berikutnya. Jumlah dari pengguna telepon selular telah mencapai 315 juta pada kuartal tiga 2013, yang setara dengan tingkat penetrasi 130%.  Namun demikian berdasarkan survey dari Nielsen, tingkat penetrasi smartphone (ponsel pintar) hanya 23%.

Dengan semakin murahnya smarphone ini, dengan 800 ribu anda dapat membeli satu smartphone jauh lebih murah dibanding beberapa tahun lalu yang mencapai 3 juta rupiah.  Hal ini tentunya  akan meningkatkan angka penetrasi smartphone di Indonesia, yang bila dibandingkan dengan negara lain masih rendah (lihat grafik dibawah). Peningkatan pengguna smartphone akan meningkatkan penggunaan data dari pelanggan yang pada akhirnya akan berdampak terhadap pendapatan perusahaan telekomunikasi.

Walaupun pasar telekomunikasi di Indonesia sangat besar namun persaingan cukup ketat dengan total pemain 10 perusahaan dan 3 pemain besar memegang 76% pangsa pasar (berdasarkan data September 2013). Telkomsel (anak perushaan Telekomunikasi Indonesia, TLKM) menjadi jawara dengan
penguasaan 40% pangsa pasar dan diikuti oleh EXCL (pangsa pasar 18%) dan ISAT (pangsa pasar 17%). Diantara Ketiga perusahaan tersebut  hanya  TLKM yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih positif pada tahun 2013 yang naik 10,5% mencapai 14,2 trilliun rupiah. Sedangkan ISAT mengalami kerugian 2,8 trilliun rupiah sedangkan laba bersih EXCL anjlok 63% menjadi 1 trilliun rupiah.

Penurunan saham TLKM  beberapa hari lalu tidak didasari oleh alasan fundamental, namun saat ini TLKM diperdagangkan pada P/E 14.9x lebih tinggi dibanding rata-rata 5 tahun yang hanya 13.4x. Selama 5 tahun terakhir rata-rata tingkat pengembalian ekuitas (ROE) perseroan mencapai 24%.



Local flashes 

Economy: BI Rate Masih Bertahan di 7,5%.  Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di posisi 7,5%. Level BI Rate di 7,5% ini ditetapkan sejak 12 November 2013 lalu. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara juga menyebut, tingkat suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%. (Detik
Finance)

BALI: Harga IPO Rp400, Listing Saham Bali Towerindo Tembus Rp600.  PT Bali Towerindo Sentra Tbk. menggelar pencatatan perdana saham hari ini dengan pembukaan harga tertinggi Rp600 dan terendah Rp400.   Bali Towerindo melepas 88 juta saham baru, setara 14,72% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Maka, total dana yang diperoleh perseroan sebesar Rp35,2 miliar. (Bisnis Indonesia)

EXCL: XL Axiata Tambah Utang Rp 2 Triliun Buat Beli Axis. PT XL Axiata Tbk (EXCL) mendapatkan pinjaman US$ 200 juta dari dua bank asing yaitu United Overseas Bank Limited dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd cabang Jakarta. Perseroan telah menandatangani perjanjian pinjaman tersebut pada 12 Maret 2014. Sekretaris Perusahaan XL Axiata Murni Nudini mengatakan, pinjaman tersebut akan digunakan perseroan untuk membiayai akuisisi PT AXIS Telekom Indonesia. (Detik Finance)

BRAU: Berau Coal Siapkan Dana Eksplorasi US$9,9 Juta. Perusahaan tambang batu bara PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU) menyiapkan dana eksplorasi US$9,9 juta pada tahun ini sebagai bagian dari usaha menggenjot kinerja perseroan. Menurut keterbukaan informasi, Kamis (13/3/2014), manajemen perseroan telah menghabiskan dana eksplorasi US$900.221 sepanjang dua bulan pertama tahun ini, atau lebih rendah dari rencana awal US$1,8 juta. (Bisnis Indonesia)

TAXI: Laba Taxi Express Naik 67,28% Jadi Rp132,4 Miliar. Penyedia jasa taksi Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) melaporkan laba bersih pada tahun lalu mencapai Rp132,42 miliar, atau naik 67,28% dibandingkan dengan laba pada periode sama tahun sebelumnya Rp79,16 miliar. Menurut laporan keuangan perseroan, Kamis (13/3/2014), pendapatan emiten berkode saham TAXI tersebut pada 2013 naik menjadi Rp686,92 miliar dari pendapatan usaha tahun sebelumnya Rp520,86 miliar. (Bisnis Indonesia)

BDMN: Usai mundur, Ali Yong jual sahamnya di BDMN.  Ali Yong telah menjual sebagian kepemilikan saham di Bank Danamon (BDMN) sejak pengajuan pengunduran diri dari jajaran direksi  pada pertengahan bulan Februari lalu. Dari keterbukaan informasi yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Ali menjual sebanyak 400.000 saham BDMN dengan perolehan nilai Rp 1,699 miliar. (Kontan)

PGAS: PGN Ajak Bakrie Bangun Pipa Gas di Kalimantan-Jawa.  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengajak PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) membangun infrastruktur gas bumi di Kalimantan dan Jawa. Keduanya sepakat membentuk anak usaha. Pelaksanaan kerjasama keduanya ditandai dengan dimulainya pembangunan jaringan pipa transmisi gas bumi Kalimantan-Jawa dari Lapangan Gas Kepodang
menuju Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU) Tambak Lorok milik PT Indonesia Power, Semarang, Jawa Tengah. (Detik Finance)


Technical analysis 

Sentiment
Laporan pertumbuhan perekonomian Negara-negara Eropa membawa pengharapan untuk pemulihan ekonomi. Berkaitan dengan ekonomi Jerman yang terbesar di Eropa Bundesbank mengatakan melihat kemungkinan untuk tumbuh lebih lanjut baik tahun ini dan berikutnya. Kegiatan domestik memperkuat pertumbuhan yang berkelanjutan, seperti yang ditunjukkan oleh relatif rendah pengangguran, meningkatnya lapangan kerja dan peningkatan upah.  Faktor-faktor ini, dikombinasikan dengan rendahnya tingkat suku bunga, yang mendorong pembangunan perumahan, khususnya.

Technical View 

Monthly Chart 
Pada figure 1 kita dapat melakukan analisa chart IHSG berdasarkan monthly, dimana terlihat bahwa garis resistance hijau yang merupakan all time high IHSG menjadi resistance kuat. Indikator MACD berpeluang untuk goldencross (kotak hitam), indicator stochastic baru saja memasuki area overbought sedangkan volume mengalami penurunan sehingga peluang panah biru untuk menguji resistance bisa jadi melemah.



Intraday Chart 
Pada perdagangan kemarin yang terlihat pada figure 2 chart  intraday maka kita bisa melihat bagaimana terjadi peningkatan volume yang cukup signifikan mendekati akhir perdagangan. IHSG tetap berada pada posisi tertinggi pada penutupan market, sehingga ini bisa dikatakan bahwa adanya inflow pada IHSG.




Stocks on our focus list 



PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 

Saham PGAS sejak 20 Mei 2013 mencapai puncak di harga 6,450 lalu mengalami penurunan hingga 08 January 2014 pada harga 4,120 sebanyak 32% selama 155 hari. Lalu mengalami kenaikan hingga hari kemarin pada harga tertinggi di 5,175 sebanyak 21 % selama 45 hari. Ini menandakan kekuatan trend saham PGAS yang kuat. Pada tanggal 13 Maret 2014 saham PGAS mengalami foreign flow sebesar 138 M,
dengan broker Morgan Stanley Asia Indonesia yang melakukan pembelian  sebanyak  175,240 lot average harga 5,103 dan disusul oleh Credit Suisse Securities Indonesia sebanyak 70,215 lot dengan average harga di 5,113. Sehingga dengan data ini diharapkan melakukan pembelian dibawah harga average.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menggenjot berbagai proyek infrastruktur gas. Laporan keuangan PGAS tahun 2013 mengungkapkan bahwa PGAS sudah hampir merampungkan beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang menelan dana investasi hingga US$ 290,6 juta.

Proyek-proyek tersebut terbagi menjadi tiga. Pertama, pembangunan LNG Floating Storage and Regasification Facilities (FSRF). Proyek ini meliputi pembangunan pipa offshore sepanjang kurang lebih 21 kilometer (km) dari fasilitas penambah FSRU, di Labuhan Maringai.

Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendukung langkah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membangun jaringan gas distribusi di Jawa Tengah. Direktur Gas BPH Migas, Umi Asngadah mengatakan jika pihaknya sangat mendukung langkah PGN tersebut. Sebelumnya, Kepala BPH Migas, Andi Noorsaman Sommeng menyatakan bahwa ia setuju bila PGN segera membangun jaringan gas distribusi di Jawa Tengah.



PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) 

Saham SSMS sejak harga low di 780 pada tanggal 23 January 2014 telah mengalami kenaikan hingga tanggal 12 Maret 2014 pada harga 1,050 sebanyak 26% yang ditempuh selama 34 hari. Saat ini berada di 1,030 yang berarti hanya turun sedikit saja dari harga high.

Pada tanggal 10 Maret 2014 saham SSMS mengalami foreign Outflow terbesar hingga Rp 5% M net sell, dengan broker RHB OSK  securities Indonesia yang melakukan penjualan sebanyak  708,806  lot average harga 1,009 dan disusul oleh Nomura Indonesia sebanyak 21,666 lot dengan average harga di 1,015. Dengan data diatas diharapkan agar mencoba untuk melakukan strategi buy on weakness di level 1,015.
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menargetkan pertumbuhan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berkisar 15 persen sampai 20 persen menjadi 300 ribu ton sampai 320 ribu ton tahun 2014 dari tahun 2013 yang ditargetkan sebanyak 270 ribu ton. Direktur Keuangan SSMS, Harry M. Nadir, dalam keterangannya usai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/12),
mengungkapkan, target pertumbuhan produksi sejalan dengan meningkatnya harga CPO di pasar internasional.

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menargetkan laba bersih naik 15% menjadi Rp207 miliar, dibandingkan estimasi laba tahun ini Rp180 miliar. "Pendapatan juga dibidik naik 10% dari target penjualan tahun ini Rp1,01 triliun," ujar Direktur UtamaPT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Rimbun Situmorang, usai pencatatan (listing) perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Kamis

Manajemen PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengklaim investor asing yang paling banyak menyerap saham perdana perseroan dengan porsi mencapai 81 persen dari total saham yang ditawarkan. Sementara investor domestik hanya menyerap saham sebanyak  19 persen. Dari total saham yang ditawarkan, investor institusi menguasai 95 persen dan sisanya dikuasai ritel.



PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 

Saham UNVR telah mengalami kenaikan sebesar 18,8% sejak tanggal 06 Desember 2013 pada harga 25,100 hingga pada tanggal 13 Maret 2014 pada harga 30,300. Kenaikan ini ditempuh pada 64 hari. Ini menandakan kekuatan trend kenaikan saham UNVR masih sangat kuat.

Pada tanggal 13 Maret 2014 saham UNVR mengalami foreign Inflow hingga Rp 40 M net buy, dengan broker Deutsche securities Indonesia yang melakukan pembelian sebanyak  11,729 lot average harga 30,188 dan disusul oleh Merrill Lynch Indonesia sebanyak 6,139 lot dengan average harga di 30,210. Dengan data diatas diharapkan agar mencoba untuk melakukan strategi Trading BUY di level di harga average beli ini. PT Unilever Oleochemical Indonesia direncanakan beroperasi di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara pada Juni 2014 dan diharapkan menjadi pendorong beroperasinya industri lainnya di kawasan itu.

"Pasokan listrik untuk perusahaan itu sudah diatasi di mana 10 megawatt dari PT.PLN dan 2 megawatt dari PT.Perkebunan Nusantara III  dan untuk tambahannya sudah dibangun gardu induk berkapasitas 2X30 megawatt dari kawasan Perdagangan menuju KEK Sei Mangkei,"  kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Riadil Akhir Lubis kepada Antara di Medan.



Tidak ada komentar: