BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

20140528

Market Outlook

Masih ada pertumbuhan pada permintaan rumah 


Menurut angka terbaru yang dirilis oleh bank sentral, volume penjualan properti residensial  di 1Q14 mengalami penurunan. Volume pertumbuhan penjualan kuartalan menurun dari 31.5% menjadi 15.3%, hal ini disebabkan oleh diterapkannya kebijakan Loan-to-Value (LTV) yang  lebih ketat pada tahun lalu.
Sejak  September tahun lalu, bank sentral menurunkan rasio LTV untuk pembelian rumah kedua (luas  rumah  lebih dari 70 m2) dari 70% menjadi 60%, dan akan berkurang ke 50% untuk pembelian rumah ketiga dan seterusnya. Sementara itu, pertumbuhan harga properti residensial naik tipis 1.5% QoQ;
7.9% YoY, angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya (naik 1.8% QoQ, 11.5% YoY). Menurunnya rasio LTV dapat mengurangi ketertarikan dalam berinvestasi properti residensial dan dengan hal ini dapat menekan pendapatan perusahaan pengembang properti. Namun, kebijakan  ini juga akan mengurangi pasokan  perumahan  seiring dengan permintaan yang lebih rendah. Menurut Indonesia Property Watch, jumlah kekurangan perumahan di Indonesia cukup mengkhawatirkan karena jumlahnya diperkirakan telah mencapai 21.7 juta unit tahun lalu. Kami melihat  bahwa masih ada potensi kuat  pada  sisi permintaan.
Menurut pandangan kami,  perusahaan properti residensial  tentunya  akan mendapatkan keuntungan dari meningkatnya permintaan.

Terdapat  5 perusahaan properti perumahan yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari IDR15tr, yaitu Bumi Serpong Damai (BSDE), Lippo Karawaci (LPKR), Pakuwon Jati (PWON), Summarecon Agung (SMRA), dan Ciputra Development (CTRA). Di antara kelima perusahaan ini, BSDE memiliki cadangan lahan terbesar (±10.000 ha) diikuti oleh LPKR (±1.500 ha), CTRA (±  1.497 ha), SMRA (±1.200 ha), dan PWON (±388 ha). ROE BSDE tahun 2013 adalah 29.7%, lebih tinggi dari rata-rata ROE perusahaan sejenis  sebesar  23.4%. Menilai  dari  cadangan lahan dan ROE, kami menyarankan investor untuk membeli BSDE. Saat  ini, BSDE diperdagangkan pada  forward P/E 13.7x,  lebih rendah dibandingkan  forward
P/E rata-rata perusahaan sejenis sebesar14.0x. Selain itu, BSDE diperdagangkan pada  forward P/B  2.4x yang juga  lebih rendah dari  forward P/B  rata-rata perusahaan sejenis sebesar 2.7x.




Local flashes 


BKSW: Bank QNB Rights Issue Rp 649,7 Miliar. PT Bank QNB Kesawan Tbk (BKSW)
akan melakukan rights issue senilai Rp 649,7 miliar. Perseroan bakal menerbitkan
sebanyak 2,59 miliar (29,7%) saham baru. Penerbitan dengan hak memesan  efek
terlebih dahulu (HMETD) akan dilakukan pada harga Rp 250 per saham. Manajemen
QNB Kesawan mengungkapkan, pihaknya telah mengantongi sejumlah komitmen dari
pemegang saham lama untuk mengeksekusi haknya. (Investor Daily)

SMGR:  Mengintip Keunggulan Pabrik Baru SMGR.  Semen Indonesia  (SMGR) bakal
terus memperkuat portofolionya sebagai pemimpin pasar industri semen. Hal ini
ditunjukan dengan mulai dijalankannya proyek pembangunan pabrik Indarung VI
Semen Padang. Pabrik Indarung VI menggunakan peralatan terkait dust dan gas emisi
seperti bag filter, Electrostatic Preciptator (EP) serta peralatan pengendalian emisi
lainnya, mengacu kepada  pabrik dengan teknologi berbasis ramah lingkungan.  Selain
itu, pabrik Indarung VI menggunakan tata kelola sumber daya air dengan membangun
recirculation, dan water reservoir, penanganan limbah. (Kontan)

GJTL:  Gajah Tunggal Bantah Lakukan Praktik Kartel Harga Ban.  Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) mengungkapkan ada enam pelaku usaha ban mobil nasional
yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI)  diduga melakukan
kartel penetapan harga untuk produk dan atau pemasaran ban kendaraan bermotor
roda empat kelas mobil penumpang (passenger car). KPPU menduga kartel penetapan
harga itu untuk ban ring 13, ring 14, ring 15, dan ring 16  selama periode 2009-2012.
Dugaan itu dibacakan oleh investigator KPPU pada sidang pemeriksaan pendahuluan
majelis KPPU yang dilaksanakan pada 20 Mei 2014 di Jakarta. (Liputan 6)

GIAA: Perkuat Pasar Asia, Garuda Gandeng Amadeus. Maskapai penerbangan Garuda
Indonesia menggandeng  Amadeus, untuk mendistribusikan semua harga secara
menyeluruh melalui sistem penyedia teknologi untuk industri perjalanan global
tersebut. "Jaringan agen perjalanan Amadeus yang luas di Asia Pasifik akan membantu
kami mendapatkan segmen pelanggan baru dan memperkuat kehadiran kami di Asia.
Kami juga melihat kesepakatan ini sebagai pembaharuan untuk kemitraan yang sudah
ada dengan Amadeus, yang kita lakukan untuk meningkatkan pelayanan pelanggan
menjelang bergabungnya kami ke dalam SkyTeam Alliance," papar EVP Pemasaran dan
Penjualan Garuda Indonesia, Erik Meijer. (Kompas)

CPIN:  Charoen Pokphand Berencana Tarik Pinjaman US$ 200 Juta.  PT Charoen
Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), emiten pakan ternak, akan menarik pinjaman sebesar
US$ 200 juta tahun ini untuk membiayai belanja modal (capital expenditure) tahun ini
yang ditargetkan mencapai Rp 2 triliun. Menurut direksi perusahaan, pinjaman tersebut
berasal dari sisa syndicated loan tahun lalu sebesar US$ 500 juta yang baru terpakai
US$ 300 juta sampai saat ini. (Indonesia Finance Today)

DSFI:  Dharma Samudera (DSFI) Cetak Kinerja Positif di Kuartal I/2014.  Meskipun
masih dalam tahap restrukturisasi, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. (DSFI)
ternyata mencatatkan kinerja  yang signifikan di kuartal I/2014.  Sepanjang kuartal
I/2014, perseroan berhasil meraup Rp 104,63 miliar dari total penjualan sebanyak 1.727
ton atau 90,2% dari target tahun ini sebanyak 1.765 ton, senilai Rp  115,99 miliar.
Adapun penjualan ekspor memberikan kontribusi terbesar sebesar 1.474 ton senilai Rp
100,15 miliar dibanding penjualan lokal sebanyak 253 ton senilai Rp 4,47 miliar. (Bisnis)

BIPI:  Benakat Integra  Siap "Buyback" Saham Rp 370 Miliar.  Emiten penyedia
infrastruktur energi PT Benakat Integra Tbk (BIPI) siap membeli kembali (buyback)
sebanyak 10 % atau setara 3,65 miliar saham senilai US$ 32 juta atau sekitar Rp 370
miliar.  Adapun PT Danatama Makmur akan melakukan buyback dengan harga tidak
melebihi Rp 300 per saham. "Sesuai rencana, dana akan diambil dari laba ditahan," tulis
Manajemen dalam penjelasan resmi yang dirilis hari ini (26/5). (Berita Satu)




Technical analysis 


Investor sentiment 
Sentimen penguatan Dow Jones dan market Eropa membawa peluang kenaikan pada
perdagangan hari ini.

Daily chart 
IHSG mengalami koreksi tipis pada perdagangan senin kemarin, namun penurunan tipis
ini merupakan koreksi yang sehat mengingat masih berada pada jalur bullish. Jika kita
melihat chart 1 yang merupakan timeframe daily maka indikator Ichimoku masih
memberikan sinyal bullish.



60 minutes chart 
Pada chart 2 kita akan melakukan analisa berdasarkan timeframe 60 menit yang
memberikan gambaran pada kita bahwa indikator stochastic  telah melakukan
goldencross. Masih ada peluang penurunan mengingat indikator MACD yang telah
melakukan deadcross, namun kita melihat bahwa koreksi yang terjadi diiringi oleh
penurunan volume juga. Sehingga strategi buy on weakness dapat dilakukan jika terjadi
koreksi.




Stocks on our focus list 


PT Indofood Sumber Makmur Tbk (INDF) 

Saham INDF telah berhasil menguat pada perdagangan Senin lalu, mengalami kenaikan sebesar 1.11% dan ditutup pada level 6,775. Hal ini memberikan gambaran pada kita akan melemahnhya tekanan jual yang terjadi.

Peluang rebound dapat terjadi mengingat indikator stochastic yang telah melakukan goldencross. Paling tidak kami melihat target rebound berada pada level 6,850.





PT BW Plantation Tbk (BWPT) 

Pada perdagangan kemarin saham BWPT berhasil menguat sebesar 1.52% dan ditutup pada level 1,330. Hal ini memberikan gambaran bahwa saham BWPT kembali memasuki area bullish berdasarkan indikator Ichimoku.

Penguatan lanjutan berpeluang terjadi pada hari ini dengan dukungan indikator stochastic yang telah melakukan goldencross dan indikator MACD yang juga melakukan goldencross.

Strategi trading buy dapat dilakukan dengan target pada level 1,360 dan level stoploss pada level 1,290.





PT Wintermar Offshore Tbk (WINS) 

Saham WINS pada perdagangan terakhir berhasil menguat sebesar 2.91% dan ditutup pada level 1,060. Hal ini membuat terjadinya pattern “three white soldier” yang mengindikasikan peluang penguatan lanjutan.

Hal ini didukung oleh indikator stochastic yang telah melakukan goldencross serta indikator MACD yang juga  melakukan goldencross. Indikator Ichimoku juga memberikan sinyal bullish.

Srategi trading buy dapat dilakukan dengan target penguatan pada level 1,100 serta level stoploss pada posisi 1,010.




20140507

Market Outlook

1Q14 GDP review: Saved by domestic consumption 

Menurut data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2014 tumbuh 5,2 % YoY, lebih rendah dari estimasi konsensus pasar dan laju pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya (5,7%). Di  antara komponen PDB, konsumsi domestik
menyumbang 56,4%, sedangkan  konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor neto masing-masing menyumbang di 6,8%, 38,2%,  dan  -1,4%. Menggunakan harga pasar saat ini, PDB Indonesia pada kuartal pertama 2014 mencapai  Rp 2.401,2 triliun. Dibandingkan dengan PDB pada kuartal pertama 2013, konsumsi domestik, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan import bertumbuh masing-masing 5,6%, 3,6%, 5,1%, -0.8%, dan -0,7%.

Dalam pandangan kami, perlambatan pertumbuhan PDB  didorong oleh beberapa faktor seperti: lemahnya belanja pemerintah ditahun pemilu, tingginya suku bunga yang berdampak negatif pada investasi dan perlambatan ekonomi global yang berdampak pada lesunya ekspor.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk  terbesar keempat di dunia, konsumsi domestik merupakan keunggulan kompetitif bagi Indonesia. Permintaan barang konsumsi (terutama kebutuhan dasar) menjadi landasan utama bagi pertumbuhan sektor konsumen di tengah tantangan yang berhubungan dengan biaya produksi (listrik, upah minimum, dll). Meskipun permintaan inelastis, dalam beberapa segmen barang konsumsi (terutama non-primer), pendapatan rumah tangga berdampak langsung pada daya beli.

Ada 6 subsektor dalam industri consumer goods, yaitu: makanan & minuman, rokok, kosmetik / perawatan pribadi, kebutuhan rumah, obat-obatan,  dan pengecer. Setiap sub-sektor memiliki karakteristik sendiri (perilaku pasar, peraturan, perilaku konsumen, rantai pasokan, dll). Kami menyarankan investor untuk memperhatikan karakteristik tersebut disamping  unsur-unsur keuangan (misalnya, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba bersih, struktur modal, kebijakan dividen, dll). Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, investasi di sektor konsumer bisa menjadi alternatif. Di bawah ini kami menyajikan saham konsumen  yang memiliki  kapitalisasi pasar. Di antara saham-saham tersebut, Indofood Sukses Makmur (INDF) cukup menarik dengan P/E FY14F sebesar 15.0x.





Local flashes 

SMRU: Ini Perusahaan Yang Akan Diakuisisi SMRU. Perusahaan tambang mangan di
Nusa  Tenggara Timur, PT SMR Utama Tbk. (SMRU) berencana mengakuisisi
perusahaan jasa tambang, PT Ricobana senilai Rp1,017 triliun. Seperti dikutip dari
prospektus, Selasa (6/5/2014), dana tersebut akan diperoleh dari rights issue sebesar
Rp1,05 triliun yang rencananya akan digelar bulan depan. Seperti apa perusahaan yang
diincar SMR Utama itu? PT Ricobana diketahui memiliki anak usaha yang bergerak di
bidang jasa pertambangan, yaitu PT Ricobana Abadi. (Bisnis)

BNBR: Ditopang infrastruktur, laba Bakrie&Brothers  naik 15.26%.  Dalam laporan
keuangan triwulan I 2014, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) mencatat perolehan laba
menyentuh Rp 665 miliar. Laba induk Bakrie Grup ini melonjak hingga 15.267 persen
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp  4,32 miliar.
Pendapatan Perseroan juga naik 291 persen dari Rp 860,99 miliar menjadi Rp 2,5 triliun
di triwulan I 2014. (Merdeka)

AALI: Kucurkan Ratusan Miliar, Astra Agro Bangun Dua Pabrik PKS. Produsen minyak
sawit mentah (crude palm oil) PT Astra Agro  Lestari Tbk. (AALI), melakukan ekspansi
bisnis dengan membangun dua pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah, dan Kabupaten Penajam, Pasir, Kalimantan Timur.Direktur
Astra Agro Lestari Joko Supriyono mengatakan, perseroan mengeluarkan modal sekitar
Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar untuk masing-masing pabrik. (Kompas)

SMGR: Bangun Pabrik Baru, Ambisi Semen Indonesia Pimpin Pasar.  PT Semen
Indonesia Tbk (SMGR) menargetkan pembangunan pabrik semen baru di kabupaten
Rembang, Jawa Tengah selesai pada 2016. Pemancangan pertama/first pilling pabrik
berkapasitas 3 juta ton semen per tahun akan dilakukan pada Juni 2014. Direktur
Utama PT Semen Indonesia Tbk, Dwi Soetjipto menuturkan, sejumlah persiapan telah
dilakukan oleh perseroan, meliputi penyiapan lahan, aktivitas engineering, hingga
pengadaan peralatan. (Liputan 6)

ASII: ASII kian mantap garap proyek infrastruktur. PT Astra International Tbk (ASII)
akan kian mengokohkan bisnisnya di sektor infrastruktur. Agustus 2014, manajemen
memproyeksikan sudah bisa merampungkan proyek jalan tol Kertosono-Mojokerto
seksi I. Paulus Bambang Widjanarko Eddy Santoso, Direktur ASII mengatakan, saat ini
proses konstruksi seksi I sudah mencapai 99%. (Kontan)

KIJA: Jababeka Ekspansi Kawasan  Industri Rp 5,2 Triliun.  PT Kawasan Industri
Jababeka Tbk (KIJA) siap mengucurkan dana sebesar Rp 5,2 triliun untuk berekspansi
ke kawasan industri baru. Dengan dana itu, perseroan mengakuisisi serta
mengembangkan lahan seluas 870 ha di kawasan Kendal, Jawa Tengah. Presiden
Direktur Jababeka Darmono mengatakan, pihaknya akan membangun area komersial,
industrial, serta power plant untuk tahap awal. (Berita Satu)

GTBO: Penjualan Bersih Garda Tujuh Melesat 460%.  PT Garda Tujuh Buana Tbk
(GTBO) mencatatkan penjualan bersih kuartal 1-2014 sebesar US$ 11,2 juta atau setara
dengan Rp 128,8 miliar. Raihan tersebut, meningkat 460% dari penjualan bersih
periode sama tahun lalu sebesar US$ 2,7 juta atau sama dengan Rp 31 miliar.
Manajemen Garda Tujuh Buana menjelaskan, raihan penjualan bersih perseroan
seluruhnya didapatkan dari hasil ekspor batubara. Pada kuartal 1 tahun ini, perseroan
menjual 836 ribu metrik ton (MT) batubara. (Investor Daily)




Technical analysis 


Investor sentiment 

Sikap wait and see saat ini akibat belum ada kepastian pasangan capres dan cawapres yang akan menentukan arah ekonomi Indonesia, semakin terlihat pada penurunan volume perdagangan, ini juga membuat sentiment kenaikan maupun penurunan yang semakin terbatas.

Daily chart 

Apa yang bisa kita lihat pada chart 1? Chart ini merupakan bentuk daily IHSG dengan line chart, yang semakin memberikan gambaran akan adanya perubahan yang cukup signifikan. Apakah akan berhasil menembus level resistance garis biru atau turun menembus level support garis merah.

IHSG sejak awal trend telah berhasil 2 kali bertahan dari level support dan mengalami rebound, apakah yang ketiga ini berhasil? Sebaiknya kita lanjutkan melihat pada 60 minute chart yang lebih dalam.




60 minutes chart 

Dengan menggunakan  60 minutes  chart semakin jelas bahwa potensi bullish masih lebih besar daripada sentiment bearish pada IHSG, dimana garis merah yang merupakan level support juga sudah dekat. Posisi ini memastikan bahwa IHSG tepat berada pada level support yang dapat membuat sentiment positif pada level support.





Stocks on our focus list 



PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) 

Kemarin saham MAIN sukses ditutup pada level 3,085 atau naik sebesar 6,93%. Resistance terdekat masih berada pada level 3,200.
Indikator teknikal stochastic berhasil melakukan goldencross dan didukung oleh penguatan volume perdagangan. Namun indikator MACD masih berada pada bearish area.

Indikator PSAR yang berada pada downtrend masih pada level 3,200 sehingga level ini bisa menjadi target. Namun dikarenakan posisi saham MAIN yang downtrend, sebagai langkah aman sebaiknya level target kita turunkan menjadi 3,150.
Strategi trading buy dengan entry level pada open market price menjadi langkah terbaik dalam menyikapi saham yang sedang rebound ini.






PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) 

Pergerakan saham ERAA yang telah berhasil breakout dari resistance trend penurunan minor pada perdagangan kemarin, membuat pada hari ini kembali berpeluang menguat.
Adapun harga 1, 290 adalah level resistance yang diambil dari indikator PSAR. Indikator stochastic yang telah goldencross juga didukung oleh volume perdagangan yang menguat.

Sedangkan indikator MACD berpeluang goldencross. Dengan kondisi ini maka strategi buy pada open market price dengan target kenaikan pada 1,290 menjadi rekomendasi kami untuk perdagangan hari ini.






PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 

Technical Rebound merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan transaksi di IHSG untuk mendapatkan profit pada saat saham masih berada pada trend bearish.
Hal ini dapat dilakukan pada saham BBTN yang mempunyai potensi rebound cukup besar. Indikator PSAR yang menjadi level resistance mempunyai range cukup jauh dari harga penutupan.

Volume perdagangan yang semakin mengecil juga bisa menggambarkan bahwa saham ini sudah oversold, ini dipertegas oleh indikator stochastic yang memang sudah berada pada area oversold.





20140430

Market Outlook

Berani untuk bermimpi 


Pemerintah memastikan bahwa konstruksi Tanggul  Laut Raksasa akan dimulai pada bulan Juni 2014. Tanggul ini tidak hanya mengurangi banjir di Jakarta (terutama wilayah utara), tetapi juga akan menjadi tempat pengembangan kota terpadu dengan reklamasi dari 17 pulau. Proyek tanggul dengan panjang 30-60
kilometer ini dijadwalkan selesai dalam 3-4 tahun. Tahap awal pembangunan tanggul akan memakan biaya sekitar Rp 18 triliun, sedangkan total konstruksi GSW secara  keseluruhan diperkirakan sekitar Rp 600 trilliun. Proyek ini akan didanai oleh negara, pemerintah daerah DKI Jakarta, dan sektor swasta.

Kami berpendapat bahwa pembangunan tanggul raksasa ini akan berdampak positif pada sektor konstruksi. Sektor perbankan juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan usahanya dalam hal pinjaman. Secara garis besar, proyek ini akan membuka lapangan kerja di bidang konstruksi dan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pendanaan merupakan salah satu faktor yang menghambat  pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Mungkin bisa dikatakan mudah bagi pemerintah untuk menutupi biaya membangun Tanggul Laut Raksasa dengan memotong berbagai subsidi (BBM, listrik, dll) selama 2 tahun, tetapi kenyataanya sulit untuk direalisasikan. Menerbitkan utang jangka panjang dan menarik investor untuk mengambil bagian dalam proyek ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi pemerintah untuk mendanai proyek tanggul raksasa ini.

Kami berpendapat bahwa perusahaan konstruksi BUMN memiliki kesempatan lebih tinggi untuk terlibat dalam proyek ini. Ada 4 perusahaan konstruksi BUMN yang terdaftar di BEI, yaitu: Wijaya  Karya (WIKA), Pembangunan Perumahan (PTPP), Waskita  Karya (WSKT), dan Adhi  Karya (ADHI). Kami menyarankan investor untuk mengambil kesempatan ini dan berinvestasi di perusahaan konstruksi BUMN. Walaupun inisiasi dan perjalanan proyek tanggul raksasa ini masih panjang, kami yakin bahwa perusahaan konstruksi BUMN akan tumbuh secara signifikan melalui proyek-proyek pemerintah lainnya. Berdasarkan
penilaian relatif, kita menemukan bahwa ADHI lebih menarik dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Saat ini, ADHI diperdagangkan pada P/E 13.2x, lebih murah daripada rata-rata perusahaan konstruksi BUMN dengan P/E 19.4x.




Local flashes 


SMRA: Summarecon Raih Pinjaman Rp 2,21 Triliun. Emiten properti PT Summarecon
Agung Tbk (SMRA) dan anak usahanya meraih pinjaman senilai Rp 2,2 triliun dari PT
Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Mandiri TBK. BCA memberikan kredit Rp 1,6
triliun, sementara Bank Mandiri menyediakan Rp 600 miliar. Fasilitas itu dijamin dengan
aset tanah dan bangunan milik Summarecon yang tersebar di Jakarta, Banten, dan Bali.
(Berita Satu)

BBNI: BNI Bukukan Laba Rp 2,39 Triliun di Kuartal I-2014.  Tumbuh 15,6 %
dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,07 triliun, laba tersebut didorong
pendapatan bunga bersih (net interest income) sebesar Rp 5,29 triliun atau tumbuh
23,2 % jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,29 triliun.
Perseroan tetap dapat mempertahankan net interest margin (NIM) di posisi 6,%.
Sedangkan rasio  kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) dari 1% pada
kuartal I 2013 turun menjadi 0,6% pada kuartal I 2014. (Kompas)

GIAA: Citilink Akan Caplok Tigerair Mandala. PT Garuda Indonesia Tbk melalui anak
usahanya, Citilink disebut-sebut berencana mengakuisisi atau mencaplok Tigerair
Mandala, salah satunya untuk memperkuat jaringan regional maskapai itu. "Benar, kami
berminat masuk ke Tigerair, salah satunya untuk memperkuat pengembangan dan
perkembangan ke depan Citilink," kata Dirut Citilink, M. Arif Wibowo saat dikonfirmasi
Selasa (29/4/2014). (Bisnis)

MSKY: MSKY Putuskan Untuk Tidak Membagi Dividen, Kenapa? Kinerja PT MNC Sky
Vision Tbk (MSKY) terbilang mengecewakan di sepanjang 2013 kemarin. MSKY tercatat
mengalami kerugian Rp 487 miliar. Maka dari itu, MSKY pun memutuskan untuk tak
membagi dividen kepada pemegang sahamnya. "Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) sepakati untuk tidak bagikan dividen karena saldo laba perseroan
negatif atau alami kerugian di tahun lalu," ucap Arya Sinulingga, Sekretaris Perusahaan
MNC, Selasa, (29/4). (Kontan)

ASII: Astra Bagi Dividen Tunai Rp 8,744 Triliun.  PT Astra International Tbk (ASII),
dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (29/4), menyetujui
untuk membagi dividen Rp 8,744 triliun atau Rp 216 per saham. Dividend payout ratio
Astra untuk tahun buku 2013 adalah sekitar 45% dari total laba bersih 2013 sebesar Rp
19,417 triliun. Dividen itu dibagi dalam dua bagian. Yakni, sebagai dividen interim
sebesar Rp 64 per saham yang telah dibagikan pada 31 Oktober 2013. Sisanya Rp 152
per saham akan dibayarkan pada 12 Juni 2014 kepada pemegang saham perseroan
yang tercatat hingga 28 Mei 2014 pukul 16.00 WIB. (Indonesia Finance Today)

MTLA: Kuartal I, MTLA Bukukan Marketing Sales Rp 245 M.  Emiten properti
tampaknya mengalami penurunan pertumbuhan di kuartal pertama 2014. Coba lihat
PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) yang mengalami penurunan marketing sales. Di
kuartal pertama, MTLA membukukan marketing sales sekitar Rp 245 miliar. Angka
tersebut turun 17% dari Rp 297 miliar di periode yang sama tahun lalu. Marketing sales
MTLA tersebut masih didominasi oleh penjualan residensial. Rinciannya yaitu penjualan
landed residential senilai Rp 168 miliar. Kemudian, Rp 78 miliar MTLA dari pendapatan
berulang atau recurring income pusat perbelanjaan dan hotel. (Kontan)

SMCB: Kuartal I, Laba Bersih Holcim Naik 75,5%. PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB)
membukukan laba bersih sebesar Rp323,5 miliar sepanjang kuartal I/2014 atau
melonjak 75,5% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp184,3 miliar.
Dari segi penjualan bersih, Holcim mencetak kenaikan tipis 9,12% menjadi Rp 2,15
triliun dari sebelumnya Rp 2,35 triliun. Seiring dengan itu, beban pokok penjualan
perseroan juga naik 9,31% dari Rp1,52 triliun menjadi Rp1,66 triliun. Dengan demikian,
Holcim membukukan laba kotor sebesar Rp 688,9 miliar atau naik 8,75% dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu Rp 633,49 miliar. (Kontan)



Technical analysis 


Investor sentiment 

Sentimen  wait and  see terhadap menunggu pengumuman capres dan cawapres membuat IHSG hanya mampu menguat terbatas kemain. Sentimen ini juga berpeluang berlanjut hingga benar-benar diumumkan.

Daily chart 

Pada perdagangan kemarin IHSG diselimuti oleh sentiment bearish yang cukup kuat, namun bullish mampu bertahan walau hanya menguat tipis sekali yaitu 0,01% ditutup pada 4,819. Hal ini membuat peluang penguatan lanjutan akan berlanjut pada perdagangan hari ini. Jika melihat indikator teknikal IHSG pada chart 1 maka terlihat memang rebound berpeluang terjadi setelah menyentuh level support. Namun resistance garis hitam yang cukup kuat menjadi ujian pertama bagi IHSG untuk pembuktian jika trend kenaikan berlanjut.



60 minutes chart 

Gap yang terjadi pada 60 minutes  chart telah berhasil ditutup pada perdagangan kemarin, sehingga peluang rebound dengan menguji level resistance terdekat pada garis hijau yang kita lihat di chart 2. Indikator MACD melakukan goldencross, indikator RSI juga memberikan sinyal yang sama. Sehingga peluang kenaikan akan terjadi pada perdagangan hari ini.




Stocks on our focus list 


PT BW Plantation Tbk (BWPT) 

Saham BWPT pada perdagangan kemarin berhasil mengalami penguatan hingga 1,44% ditutup pada level psikologis 1,400. Jika kita melihat chart 3 maka tampak saham BWPT berhasil menembus resistance dan menguji 1,420 yang berpeluang besar untuk ditembus.

Indikator teknikal saham BWPT juga mendukung penguatan lanjutan yang akan terjadi. Volume yang meningkat memberikan gambaran adanya akumulasi, stochastic memang telah memasuki area overbought namun masih memberikan sinyal uptrend.

Strategi trading buy direkomendasikan dengan melakukan aksi beli pada level harga open market, target saham ini adalah 1,450 dengan stoploss pada level 1,350.




PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) 

Pada perdagangan kemarin saham SSIA mengalami pelemahan sebesar 1,73%dan  ditutup pada level 850. Jika kita membuat garis resistance dan support dengan menghubungkan titik-titik seperti chart 4 maka akan membentuk sebuah triangle.  

Indikator teknikal saham SSIA memberikan potensi pelemahan yang sudah sangat terbatas. Hal ini terlihat dari MACD yang sudah mulai mengarah ke uptrend. Volume perdagangan juga mengecil.  

Strategi buy on weakness dapat dilakukan untuk menghadapi saham seperti SSIA yang berpeluang mengakhiri masa konsolidasinya. Level terbaik sebagai entry point adalah level 830-850 dengan  target kenaikan pada level 870.




PT Waskita Karya Tbk (WSKT) 

Peluang rebound pada saham WSKT tampak cukup jelas akan terjadi, hal ini terlihat pada chart 5 yang diberikan oleh sinyal MACD yang berpeluang goldencross.  

Walaupun indikator stochastic masih mengarah pada area bearish, namun volume tekanan jual sudah semakin mengecil.

Jika kita menarik garis resistance dan support level maka terbentuk suatu triangle dengan peluang untuk kembali menguji level resistance.

Strategi trading buy dapat dilakukan dengan level entry pada 730  -750 dengan target harga 770.





20140421

Market Outlook

Dari berbeda menjadi mirip 

Pasar ekuitas Indonesia tengah mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini, dan fakta ini didukung oleh asing yang telah melakukan net buy  sebesar US$ 2,8 miliar year to date. Kami berpendapat bahwa hal ini dikarenakan oleh kuatnya kinerja pasar itu sendiri year to date. Sekarang IHSG telah melonjak 14.6%
sementara indeks MSCI EM tetap stagnan pada 0.1%.

Kami mulai mendapat banyak pertanyaan mengenai profit taking dari investor. Karena kinerja tahun ini yang sangat baik dan mendorong investor untuk merevisi portfolio mereka. Namun jika melihat dengan jangka investasi yang lebih panjang, kita bisa melihat bahwa di 12 bulan terakhir ini kinerja  relatif IHSG (98.0) masih di bawah indeks MSCI EM (100.1).

Perbedaan dari dua indeks mulai terlihat sejak musim panas kemarin disaat pemerintah mengumumkan akan adanya pembatasan BBM bersubsidi denu mengurangi defisit APBN. Hal ini menyebabkan harga barang naik dan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga mereka 175bps. Karena ini Indonesia sekarang menduduki kursi fragile 5. Namun setelah mundur sesaat, kami percaya bahwa kondisi ekonomi makro yang tengah membaik akhir-akhir ini adalah indikasi dimana sentimen  negatif  investor Indonesia terhadap pasar mulai terangkat. Dengan kata lain, kami berpendapat bahwa kenaikan pasar year to date adalah sebuah tolak balik.

Kami tetap berpendapat bahwa pasar akan tetap bullish, dan pendapat ini kami dukung dengan: 1) sentimen negatif dari investor yang sudah dihitung di harga sekarang, 2) ekonomi makro yang tengah membaik, dimana hal ini akan membuat dasar ekonomi yang lebih kuat dan member sentiment positif kepada investor, dan 3) aktivitas ekonomi yang mulai mendapatkan momentum pasca pemilu. Kita menganjurkan kepada investor untuk tetap memegang saham dengan kapitalisasi besar dan high beta.




Local flashes 


ACES: 2015, penjualan ACES bisa menyentuh Rp 5 triliun. Peluang PT Ace Hardware
Tbk (ACES) untuk menggarap bisnisnya masih terbuka lebar. Bahkan, angka penjualan
ACES bisa menyentuh angka Rp 5,55 triliun hingga tahun 2015 mendatang. Ada dua
pesaing utama ACES yakni Pongs dan IKEA, namun ACES masih lebih unggul karena
mampu menjangkau pasar yang lebih luas dengan 98 gerai. Dampak dari peningkatan
kelas menengah sudah bisa dilihat dari pertumbuhan penjualan semua gerai ACES yang
stabil di angka 5% setiap tahunnya. (Kontan)

AALI: Kuartal pertama, laba AALI mekar 120,17%. Harga Crude Palm Oil (CPO) yang
mulai naik membuat kinerja emiten perkebunan tumbuh mekar berseri. Pada kuartal
pertama 2014, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan kenaikan laba hingga
120,17% dari Rp 356,36 miliar menjadi Rp 784,6 miliar. Laba per sahamnya pun naik
dari Rp 226,3 ke posisi Rp 498,24. Pendapatan yang dibukukan meningkat 36,76% dari
Rp 2,72 triliun menjadi Rp 3,72 triliun. (Kontan)

PGAS: Bagaimana Kelanjutan Akuisisi PGN oleh Pertamina?  Deputi Bidang Usaha
Industri Strategis dan Manufaktur BUMN Dwijanti Tjahjaningsih menjelaskan rencana
akuisisi PGN melalui anak usaha PT Pertamina yakni PT Pertagas tetap berlangsung.
Meski rencana akuisisi tetap berjalan, Dwijanti mengaku belum ada perkembangan
terbaru. Pasalnya PGN selaku pihak yang bakal  diakuisisi belum menyusun program
corporate action. Kementerian BUMN akan menunjuk PT Bahana Securities dan PT
Danareksa Sekuritas untuk melakukan studi terhadap skema akuisisi. (Detik Finance)

LEAD: Logindo Tengah Mencari Klien Baru Seiring Penambahan Kapal Baru. Logindo
Samudramakmur tengah mencari kloen baru tahun ini seiring dengan penambahan
kapal baru dan juga mengurangi ketergantungan pada klien tertentu. Eddy Logam,
Direktur Utama Logindo, menjelaskan kepada reporter Rabu kemarin bahwa
perusahaan mengharapkan untuk mendapat 5 klien baru tahun ini. Sejauh ini Total E&P
Indonesie dari Perancis mengkontribusi 82% pendapatan Logindo. Klien kedua terbesar
adalah BUMN Pertamina Hulu Energi. Eddy menuturkan kepada reporter bahwa
Logindo telah menandatangani kontrak dengan klien baru yaiu Premium Oil dari US.
(Jakarta Globe)

JSMR: Jasa Marga Perbaiki Jalan Tol yang Berlubang. Perbaikan ini dilakukan setelah
musim hujan selesai. Direktur Operasi Jasa Marga, Hasanudin, mengaku ada beberapa
ruas di jalan tol yang masih berlubang seperti di jalan tol Padaleunyi. Hasan
menegaskan Jasa Marga bisa memperbaiki jalan berlubang karena hujan sudah berhenti.
Oleh karena itu, dia memperkirakan perbaikan itu  akan selesai pada Agustus 2014.
(Kompas)

ROTI: Danai ekspansi, ROTI kurangi Porsi Dividen. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
(ROTI) membagikan dividen tunai lebih mini dari tahun sebelumnya. Kali ini, ROTI
hanya membagi dividen 10% dari total laba bersih tahun 2013. Jumlah itu setara
dengan Rp 15 miliar dengan nilai dividen sebesar Rp 3,12 per saham. Padahal pada
tahun 2012, payout ratio ROTI sebesar 25% dari laba bersih. Total dividen di 2012
sebesar Rp 37,28 miliar, setara Rp 28,63 per saham sebelum stock split. (Kontan)

SSMS: Sawit Sumbermas (SSMS) Akuisisi 2 Perkebunan Tahun Ini. Direktur Utama
SSMS Rimbun Situmorang mengatakan fokus utama rencana perusahaan adalah
meningkatkan lahan tertanam melalui kombinasi dari penanaman organik dan akuisisi
perkebunan. Pihaknya menargetkan ada tambahan 22.000 ha lahan sawit tertanam
hingga empat tahun ke depan. Pada 2014, target ekspansi lahan sekitar 5.500-6.000 ha.
Berdasarkan data perusahaan, cadangan lahan yang sudah tertanam mencapai sekitar
42,5% atau 33.208 ha. Untuk area cadangan lahan yang belum tertanam mencapai
44.862  ha, dimana sekitar 42.007 ha telah sesuai untuk penanaman kelapa sawit
baru. (Bisnis Indonesia)  



Technical analysis 


Investor sentiment 

Masih belum adanya sentimen yang cukup berarti untuk menggerakkan IHSG untuk melanjutkan kenaikan atau mengalami penurunan membuat setiap penurunan dan kenaikan semakin terbatas.

Daily chart 

Pada chart 1 yang merupakan data daily IHSG akan kita lakukan analisa secara teknikal. Jika kita tarik garis trendline tampak bahwa IHSG masih berada fase sideway box. Indikator volume tampak semakin menurun, indikator stochastic telah memasuki area overbought. Indikator MACD masih berada di bearish area, sinyalnya pun  mulai melandai. Indikator RSI juga bergerak flat. Sehingga bisa dikatakan potensi IHSG untuk menembus resistance sideway masih berat sehingga peluang koreksi terbuka.



60 minutes chart 

Dari chart 2 kita melihat bahwa terdapat beberapa gap yang terjadi pada perdagangan IHSG. Potensi gap mana yang akan ditutup terlebih dahulu dapat kita analisa dengan menggunakan  indikator  teknikal. Indikator stockastic tampak melakukan goldencross, indikator MACD terus mengalami penurunan, begitupun dengan indikator RSI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada 60 minute chart peluang kenaikan IHSG dapat
berpeluang terjadi.





Stocks on our focus list 


PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) 

Pergerakan saham MAIN dapat kita analisa pada  chart 3. Data yang kita gunakan adalah data harian. Dari chart 3 tampak bahwa saham MAIN mempunyai peluang untuk menembus resistance trendline garis kuning dan menuju arah panah biru pada harga 3,500.

Indikator stochastic telah melakukan goldencross dan belum memasuki area overbought, sedangkan indikator MACD baru saja melakukan goldencross. Indikator RSI memberikan sinyal penguatan lanjutan.

Indikator volume pada hari terakhir tampak ada peningkatan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa secara indikator  teknikal saham MAIN sangat berpeluang untuk melakukan kenaikan.

Strategi trading buy dapat dilakukan dengan level entry pada 3,300 – 3,400 dan target adalah 3,500.





PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 

Analisa saham  INDF dapat kita lihat pada chart 4. Secara trendline peluang untuk mampu menembus resistance trendline sangat besar. Dari  indikator  teknikal juga mendukung arah pergerakan ini.

Indikator RSI telah melakukan goldencross, begitu juga dengan  indikator  stochastic. Indikator MACD walaupun masih berada pada bearish area, namun tampak mulai menguat dan mengarah ke bullish area.

Dari berbagai  indikator diatas dapat disumpulkan bahwa penguatan saham INDF akan kembali berlanjut pada perdagangan hari ini.





PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 

Saham berhasil menguat pada perdagangan minggu lalu dan berpeluang untuk kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini.

Pada chart 5 kita akan melakukan analisa teknikal saham INDF.  Indikator  RSI telah keluar dari area overbought,  indikator  MACD masih berada pada bullish area, sedangkan indikator stochastic melakukan goldencross.

Jika kita menarik garis resistance dan  support tampak terbentuk suatu triangle yang jika berhasil ditembus saham UNVR maka peluang penguatan lanjutan akan cukup maksimal.

Dalam menghadapi saham yang mempunyai dukungan  indikator  teknikal untuk melanjutkan penguatan maka strategi trading buy dapat dilakukan.





20140416

market Outlook

Populasi ‘bebek’ terbesar ada di Indonesia! 


Mungkin Judul diatas sedikit membuat anda heran, tapi hal tersebut adalah fakta. Setiap orang Indonesia bahkan orang asing yang berkunjung ke Indonesia pasti akan melihat ‘bebek’ ada dimana-mana di Indonesia, yang lebih herannya lagi ‘bebek’ ini lebih banyak di perkotaan daripada di desa. Anda pasti telah
menebak yang dimaksud ‘bebek’ disini bukanlah unggas namun jenis motor yang saat  ini  populer  di  Indonesia. Walaupun tidak ada data resmi namun menurut saya 7 dari 10 motor diIndonesia adalah motor bebek. Menurut data kepolisian pada tahun 2013 ada 104,2 juta kendaraan beroperasi di Indonesia,
jumlah ini meningkat 11% dari tahun lalu. Dimana 83%  diantaranya adalah motor, populasi motor juga meningkat 11% dari tahun lalu. Dengan populasi motor yang sebesar ini siapa yang diuntungkan? Menurut kami Astra International (ASII) adalah salah satu yang sangat diuntungkan dari hal ini karena:

  ASII mempunyai anak perusahaan yakni Astra Honda Motor  (AHM), yang bergerak di produksi motor dengan merek Honda yang menjadi jawara penjualan dengan pangsa pasar diatas 60%.

  Anak perusahaan lainnya yakni Astra Otoparts (AUTO IJ), bergerak di produksi komponen kendaraan bermotor dan  produk lainnya yang masih berhubungan dengan otomotif seperti helm.

  Federal Inti Finance (FIF) adalah anak perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan motor baru dan bekas.

Pada tahun 2013, segment otomotif dan jasa keuangan memberikan kontribusi masing-masing 55,5% dan 7% kepada  total penjualan perusahaan, sementara sumbangan    terhadap laba bersih masing-masing mencapai 50,6% dan 22%. Dua segment ini menyelamatkan pertumbuhan perusahaan pada tahun lalu di
tengah penjualan ASII yang stagnan dan laba bersih yang hanya bertumbuh 3%. Namun segmen otomotif dapat bertumbuh 8% untuk penjualan dan 3.7% untuk laba bersih, sementara jasa keuangan bertumbuh 7% untuk penjualan dan 15% untuk laba bersih. Menurut kami,  perseroan masih punya ruang untuk
bertumbuh, apalagi saat ini perusahaan mulai berfokus pada infrastruktur, jadi kalau anda yakin  akan prospek ekonomi Indonesia dan pasar saham maka ASII sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar dapat anda pertimbangkan untuk beli.




Local flashes 

DYAN: Dyandra menargetkan pertumbuhan 21% untuk pendapatan tahun 2014.
Danny Budiharto sebagai juru bicara Dyandra Media International, menjelaskan bahwa
target pendapatan tahun ini adalah Rp 1,1 trilliun (US$ 96,1 juta). Anak perusahaan
Kompas Gramedia Grup ini melaporkan pendapatan Rp 909 miliar tahun lalu. “Acara
yang digelar dari pemerintah agak sepi hari ini, tetapi acara perusahaan tetap ramai.
Acara seperti motor show tetap diminati,” jelas Danny. (Jakarta Globe)

LRNA: Saham Bus Lorena "Terjun Bebas" Saat IPO.  Pada pukul 09.37, saham
perusahaan berkode LRNA itu diperdagangkan di Rp 820 per saham atau telah turun
sebesar 8,89% dari harga perdana Rp 900 per saham. Banyak investor menilai saham
perusahaan bus tersebut kurang menarik, karena banyaknya pesaing bisnis  pada
segmen usaha ini. Selain itu, banyaknya armada bus Lorena yang tua  membuat
perusahaan ini dinilai kurang bersaing dalam bisnis pengangkutan darat. (Kompas)

SIDO: Sido Muncul Serap 6,3% Alokasi Dana  Investasi. Direktur Sido Muncul David
Hidayat dalam laporannya kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa (15/4/2014)
menjelaskan perseroan telah menyerap sebanyak Rp 22,64 miliar dari Rp 354,55 miliar
dana IPO yang akan digunakan untuk investasi. Emiten produsen Tolak Angin itu
sebelumnya berhasil meraup dana sebanyak Rp 844,16 miliar yang dialokasikan untuk
modal kerja sebanyak Rp 472,73 miliar, investasi sebanyak Rp 354,55 miliar, dan Rp
16,88 miliar untuk pengembangan teknologi informasi. (Kontan)

CPGT: Koperasi bermasalah, Cipaganti jual saham CPGT.  Menjual aset demi
menambah modal kerja memang bukan hal yang aneh bagi sebuah perusahaan. Namun
menjadi 'lebih istimewa', jika dilakukan oleh pemegang saham mayoritas PT Cipaganti
Citra Graha Tbk (CPGT), yakni PT  Cipaganti Global Corporindo (CGC) yang harus
'menyusui' afiliasinya yang sedang tertimpa masalah. Berdasarkan keterbukaan
informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen CPGT membeberkan penjualan
sahamnya oleh sang induk. Misalnya pada 1 April lalu, CGC menjual sebanyak
40.384.700 saham CPGT seharga Rp 250 per saham. Dari aksi ini, CGC mengantongi
dana segar Rp 10,09 miliar. (Kontan)

BBTN & BMRI: Diam-diam, pemerintah telah serahkan BTN ke Mandiri.  Menurut
sumber merdeka.com, rencana konsolidasi kedua  bank tersebut telah dibahas sejak
Tanri Abeng menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara. Alasan menjual ke
Bank Mandiri, karena inti bisnis BTN yaitu pembiayaan perumahan sejalan dengan
Mandiri. Tanri Abeng mengatakan rencana pelepasan saham pemerintah tersebut
diagendakan dalam RUPS Luar Biasa pada Mei mendatang. Untuk diketahui,
pemerintah menguasai saham BTN sebesar 60,1%, sedangkan  39,86% dimiliki oleh
masyarakat. (Merdeka)

MCOR: Bank Windu target laba kotor tumbuh 65% tahun ini. Salah satu cara untuk
menggenjot kinerja itu adalah dengan menambah kantor cabang dan meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) perusahaan. Dengan menambah kantor cabang baru,
Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu bilang, perseroan menargetkan
adanya pertumbuhan kredit 28% dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar
19%. Wajar saja jika Bank Windu menargetkan pertumbuhan kredit lebih tinggi
dibanding realisasi tahun lalu. Maklum, Bank Windu mengalami penurunan perolehan
laba bersih 20% dari Rp 94,08 miliar di tahun 2012 menjadi Rp 78,30 miliar di tahun
2013. (Kontan)

AUTO:  Tebar dividen final Rp 61,5 per saham.  Ini merupakan hasil Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) yang digelar hari ini (15/4). Entitas anak PT Astra
International Tbk (ASII) ini bakal menebar dividen senilai Rp 61,5 per saham. Adapun
total nilai dividen yang dibagikan sebesar Rp 402,45 miliar. Sehingga, dividen ini
memiliki payout ratio sebesar 40% dari laba bersih AUTO 2013, Rp 1,01 triliun. (Kontan)




Technical analysis 


Investor sentiment 

Data inflasi di Inggris yang mencapai level terendah sejak 2009 memberikan sentimen negatif ke market Eropa yang dapat memberikan sentiment negatif pada perdagangan hari ini.

Daily chart 

Pada perdagangan kemarin, IHSG mengalami transaksi yang terus menurun sepanjang hari. Dibuka secara menyakinkan pada awal perdagangan dan sempat mencapai level tertinggi 4,893. Walaupun sempat mencapai level terendah di 4,863, IHSG akhirnya berhasil menguat pada level 4,870. Jika melihat pada chart 1 yang merupakan  daily chart IHSG tampak bahwa IHSG masih berada pada trending range uptrend. Namun terlihat posisi 2 candle doji yang ditunjukkan panah biru yang menjadi rem IHSG untuk melanjutkan kenaikan. Walaupun indikator stochastic masih memberikan goldencross namun MACD sudah berada pada bearish area.



60 minutes chart 

Pada chart 2 terlihat bahwa IHSG melakukan goldencross dilihat dari indikator stochastic. Indikator MACD juga masih berada pada bullish area. Sehingga peluang penguatan lanjutan dapat terjadi jika dilihat pada timeframe 60 menit ini untuk perdagangan hari ini.





Stocks on our focus list 



PT Timah Tbk (TINS) 

Jika kita melakukan analisa saham TINS pada chart 3 dengan menggunakan trendline tampak bahwa saham TINS telah menyentuh resistance.  Memang indikator MACD melakukan goldencross, tetapi posisi bar histogram mulai melandai.

Ini menandakan bahwa kenaikan lanjutan sulit untuk tercapai pada saham TINS saat ini. Peluang koreksi dapat terjadi mengingat antara posisi awan dan posisi level harga saat ini sudah sangat jauh.

Peluang koreksi ini masih dapat dikatakan koreksi sehat mengingat harga yang masih tetap berpeluang diatas awan walaupun mengalami koreksi. Sehingga peluang buy on weakness dapat dilakukan jika harga mendekati garis atas awan.





PT London Sumatera Tbk (LSIP) 

Saham LSIP yang merupakan saham sector Agribisnis kembali menguat pada perdagangan kemarin sebesar 2,66% ditutup pada level harga 2,310. Sempat mencapai harga 2,335 sebagai level tertinggi dan level terendah pada harga 2,225.

Indikator stochastic telah memberikan sinyal goldencross yang seperti terlihat pada chart 4. Sinyal bullish ini juga didukung oleh indikator PSAR yang melakukan goldencross. Indikator MACD yang merupakan indikator lagging, memberikan sinyal peluang goldencross pada perdagangan hari ini.

Sehingga strategi trading buy dan buy on weakness disarankan jika terdapat penurunan. Ini merupakan strategi terbaik menurut kami yang dapat dilakukan jika menghadapi saham yang indikatornya memberikan sinyal bullish.





PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 

Pada perdagangan kemarin saham MAPI berhasil menguat secara signifikan hingga mencapai 6,30% pada harga 6,325. Ini memberikan sinyal yang kuat terhadap rebound yang terjadi.

Melalui chart 5 kita dapat terlihat secara jelas bahwa saham MAPI mengalami  rebound tepat pada garis hitam yang merupakan awan bawah. Indikator MACD (kotak hitam) memberikan peluang untuk goldencross, sehingga ini memberikan gambaran peluang akan terjadinya penguatan lanjutan.  

Indikator stochastic juga mendukung sinyal ini dengan  memberikan goldencross. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peluang penguatan lanjutan dapat terjadi, dan strategi trading buy dapat dilakukan. Jikapun ada pelemahan, merupakan kesempatan buy on weakness untuk dapat dijual sesuai arah panah hijau.



20140407

Market Outlook

Pengaruh cuaca terhadap pasar finansial 


El Niño dan La Niña akan menjadi salah satu dampak besar bagi pasar financial global. Fenomena El Niño akan menghangatkan bagian timur dan bagian tengah dari Samudra Pasifik, sementara La Niña akan menghangatkan bagian barat. Pergeseran pola cuaca yang dibuat   oleh El Niño dan La Niña mengakibatkan
perubahan ekstrim pada temperatur dan cuaca di banyak daerah; dari sangat panas ke sangat  dingin dan dari hujan lebat sampai kemarau. Fenomena-fenomena ini tidak terlihat sejak pertengahan tahun 2012, tetapi pada tahun ini bisa dilihat bahwa ada banyak cuaca-cuaca yang tidak seperti biasanya seperti kekeringan ekstrim di Brazil dan Asia Tenggara, hujan besar dan banjir di Inggris, cuaca dingin yang ekstrim di US, dan panas yang ekstrim di Australia. National Weather Climate Prediction Centre di US memperkirakan 50% kemungkinan El Niño akan kembali, bahkan ahli meteorologi lainnya memperkirakan 70% sampai 80%. Jika perkiraan ini benar, maka 2015 bisa menjadi waktu yang paling panas.

Perubahan cuaca tentunya akan mempengaruhi produksi agrikultur global, dampak khusus akan mempengaruhi secara langsung ke negara-negara yang ekonominya ditopang oleh produksi-produksi agricultural. Negara-negara tersebut akan mengalami goncangan yang cukup besar dan mempengaruhi
perekonomian negara, contohnya ekspor dan impor. Tanda peringatan bahwa El Niño akan datang bisa dilihat dari naiknya harga komoditas agrikultur seperti gula dan gandum. Dengan prediksi akan adanya perubahan cuaca ini, kita menyarankan investor untuk melihat saham-saham yang terkait dengan minyak
kelapa sawit (Crude Palm Oil). Menurut Malaysian Palm Oil (MPOC), Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang menjadi kunci dari persediaan minyak kelapa sawit, dimana kedua negara tersebut mengkontribusi sampai 85% minyak kelapa sawit dunia. Kita memprediksi bahwa tanda-tanda kedatangan El Niño akan menendang harga minyak kelapa sawit di minggu-minggu kedepannya. Untuk itu disarankan untuk melihat saham-saham seperti AALI, SMAR, dan LSIP.




Local flashes 


BRMS: Bumi Resources Rugi US$ 58 Juta Investasi di Afrika.  PT Bumi Resources
Minerals Tbk. (BRMS), emiten di bawah Grup Bakrie, mendivestasikan kepemilikan
sahamnya pada dua perusahaan pertambangan di Afrika dan mengalami kerugian
US$ 58 juta atau sekitar Rp 655 miliar dari divestasi tersebut. BRMS melepaskan
seluruh kepemilikannya pada tambang bijih besi yang berlokasi di Mauritania, Afrika
Utara pada perusahaan lokal bernama Rubis International Ltd. (Bisnis Indonesia)

ISAT: Asosiasi Satelit Sayangkan Pencabutan Lisensi Indosat. Industri satelit nasional
dikhawatirkan akan menderita kerugian dengan pencabutan lisensi PT.Indosat Tbk atas
slot 150,5 bujur timur (BT). Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), Dani Indra
Widjanarko menilai dasar pencabutan lisensi ini juga tidak kuat, karena tidak ada aturan
yang dilanggar oleh Indosat. Group Head Satelit Indosat Antonius Ardian Bermana
mengatakan meski dipastikan kehilangan lisensi slot satelit, pihaknya optimis lini bisnis
satelit perusahaan akan berjalan normal. (Bisnis Indonesia)

BTEL: Esia membidik target 13 juta pelanggan.  Operator seluler Esia, PT Bakrie
Telecom Tbk (BTEL), menargetkan jumlah pelanggan tahun ini bisa mencapai 13 juta
pelanggan. Hingga akhir 2013, jumlah pelanggan perseroan mencapai 12 juta
pelanggan. Pencapaian jumlah pelanggan di 2013 hanya tumbuh tipis dibanding pada
2012 yang mencapai 11,7 juta pelanggan. Direktur Utama Esia Jastiro Abi menyatakan,
pertumbuhan tipis pada 2013 karena pada tahun lalu perseroan sedang gencar lakukan
revitalisasi. "Revitalisasi masih terus berlangsung, tapi kami optimistis dengan strategi
fokus pada layanan Over The Top (OTT), pelanggan kami bisa tumbuh sejuta tahun ini,"
kata Jastiro Abi, Rabu (3/4). (Kontan)

NISP: OCBC NISP Tak Pusingkan Pungutan OJK. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan
mengenakan pungutan terhadap industri jasa keuangan mulai tahun 2014 ini.
Pungutan tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan OJK dalam pengawasan
dan pengaturan industri keuangan. Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Rama Pranata
Kusumaputra mengatakan, pihaknya tidak mempersoalkan pungutan tersebut karena
memang telah diatur dalam undang-undang. (Kompas)

BBNI: Kredit infrastruktur Bank BNI melaju 22%. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)
mencatatkan realisasi penyaluran kredit untuk proyek infrastruktur sebesar Rp 53,1
triliun pada tahun lalu. Realisasi ini menunjukkan pertumbuhan year on year (YoY) 22%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut Tribuana Tunggadewi, Sekretaris
Perusahaan BNI, penyaluran kredit infrastruktur tersebut meliputi berbagai proyek di
bidang konstruksi, transportasi, pembangkit listrik, telekomunikasi, dan   sektor energi
minyak dan gas. (Kontan)

JTPE: Laba Bersih Jasuindo Tiga Perkasa Melorot 3,99%. Laba bersih PT Jasuindo Tiga
Perkasa Tbk. (JTPE), industri dokumen niaga terintegrasi, mengecil 3,99% menjadi Rp
40,9 miliar pada 2013 dari laba bersih tahun sebelumnya Rp 42,6 miliar. Penurunan
laba bersih terjadi karena membesarnya beban pokok pendapatan. Beban pokok
penjualan pada 2013 sebesar Rp456,49 miliar, meningkat 46,98% dari beban pokok
penjualan 2012 sebesar Rp310,57 miliar. (Bisnis Indonesia)

ABMM: ABMM refinancing utang US$ 312 juta.  PT ABM Investama Tbk (ABMM)
kembali melakukan strategi "gali lubang tutup lubang" untuk mengurangi beban
keuangan. Emiten yang tergabung dalam Grup Trakindo ini telah menarik satu fasilitas
pinjaman senilai US$ 312 juta. Strategi refinancing ini sejatinya sudah dikaji ABMM
sejak tahun lalu. Soalnya, beban keuangan yang mesti dibayar ABMM terus meningkat
dari setiap periode keuangan. Di tahun 2013, ABMM menanggung beban keuangan
senilai US$ 59,62 juta, naik 39,54% dibandingkan 2012 yang US$ 42,72 juta. Kenaikan
beban keuangan ini menjadi salah satu faktor penggerus laba bersih ABMM. (Kontan)




Technical analysis 

Investor sentiment 
Sentimen pemilu yang telah dekat yang tersisa hanya dua hari perdagangan saja membuat peluang naik dapat terjadi pada perdagangan minggu ini.

Daily chart 
Ada yang cukup menarik jika kita melakukan analisa chart daily pada IHSG pada chart 1, dimana jika kita melakukan analisa dengan menggunakan MA 20 maka terlihat bahwa IHSG telah melakukan 3 kali rebound pada level ini sesuai dengan panah hijau. Memang saat ini dalam fase koreksi dimana level MA 20 berpeluang diuji. Hal ini didukung oleh indicator stochastic yang telah melakukan dead  cross. Namun indicator MACD masih berada di area positif sehingga strategi buy on weakness dapat dilakukan untuk antisipasi pada level MA 20 IHSG akan melakukan rebound kembali.



60 minutes chart 
Pada analisa chart 2 yang merupakan analisa 60 menit kita melihat bahwa indicator stochastic justru berhasil melakukan golden  cross, indicator MACD juga berpeluang untuk melakukan golden cross. Sehingga jika kita melihat panah hijau peluang koreksi sehat dapat terjadi lalu IHSG akan kembali naik. Sehingga untuk perdagangan hari ini IHSG pada awal perdagangan berpeluang koreksi sehat lalu akan kembali ditutup naik.




Stocks on our focus list 


PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 

Saham AKRA pada minggu lalu mengalami kenaikan sebesar 0,82 % setelah pada akhir perdagangan jumat lalu mengalami koreksi sebesar 1,11% ditutup pada level  4,875. Namun melihat stochastic yang telah goldencross dan MACD yang berpeluang memasuki area bullish serta didukung indicator yang juga berpeluang menguji resistance , maka peluang saham AKRA untuk naik minggu ini dapat terjadi.

Banyak tantangan yang bakal dihadapi industri BBM dan industri penunjangnya pada tahun ini. Namun, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) optimistis bottom line perusahaannya bisa tetap positif. "Dengan asumsi kondisi ekonomi stabil, kami perkirakan laba bersih perusahaan bisa naik sekitar  15%-20%," ujar Suresh Vembu, Direktur Keuangan AKRA

AKR Land Development, salah satu anak usaha AKR Group, berencana mengambangkan kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) dengan investasi mencapai Rp3 triliun di Manado, Sulawesi Utara. Managing Director AKR Land Development Widijanto mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk melengkapi pengembangan kota mandiri Grand Kawanua International City sejak 2007 di pusat kota Manado. Dia menjelaskan CBD tersebut akan dikembangkan di atas lahan seluas 40 hektare menghadirkan 6 menara perkantoran yang akan didukung oleh sejumlah tower apartemen, pusat perbelanjaan, hotel dengan fasilitas meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), taman hiburan dan rumah sakit. Menurutnya,
pengembangan tersebut akan dilakukan dalam lima tahun ke depan.





PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 

Saham PGAS pada perdagangan minggu lalu tidak mengalami kenaikan maupun koreksi tetap ditutup pada level 5,125. Masih berada pada trend kenaikannya sehigga pada minggu ini peluang kenaikan saham PGAS dapat terwujud.

Indikator stochastic mendukung kenaikan dengan sinyal goldencross (lingkaran biru), indicator MACD juga berpeluang melakukan goldencross (kotak hitam).

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membuat program 1 juta sambungan gas baru ke rumah-rumah tangga. Targetnya, di 2016 program ini bakal rampung dilaksanakan. Bagaimana caranya? Direktur Utama PGN Hendi Priyo Santoso mengatakan, syarat agar program ini bisa terlaksana adalah, pertama harus ada kemudahan perizinan dan kerjasama dengan pemberi izin di berbagai wilayah. Lalu harus ada permintaan dari daerah-daerah secara langsung kepada PGN, dan terakhir bergantung kepada kecepatan PGN menyambungkan saluran gas.

Sebagaimana diketahui, BUMN migas seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara juga mengembangkan compressed natural gass (CNG) untuk transportasi. Meski demikian, Dahlan mengaku tidak bisa mengintervensi harga gas, lantaran hal tersebut merupakan kewenangan dari BPH Migas."Jadi sebaiknya untuk bisa mengembangkan itu (BBG) untuk bisa sampai ke masyarakat, jangan sampai pelaksananya itu mengalami kerugian," terang Dahlan.





PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) 

Saham TLKM mengalami kenaikan sebesar 2,7 % pada minggu lalu ditutup pada level 2,275. Sehingga pada minggu ini sangat besar mengalami kenaikan mengingat pada chart 5 kita bisa melihat indicator stochastic dan indicator MACD mengalami goldencross.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menyetujui pembagian dividen Rp 9,9 triliun atau Rp 102,3 per saham. Jumlah dividen ini naik 19% dari dividen tahun sebelumnya. Dividen ini dibagikan dalam bentuk dividen tunai reguler dan dividen tunai spesial.

Telkomsel menyatakan siap untuk mengimplementasikan teknologi generasi keempat, 4G LTE, di seluruh Indonesia. Teknologi ini didukung oleh ekosistem DNA (Device Network Applications) yang mampu memberikan pengalaman baru mobile digital lifestyle kepada masyarakat Indonesia. Direktur Utama Telkomsel, Alex J Sinaga, menuturkan pihaknya berterima kasih kepada pemegang saham perseroan yang telah memberikan dukungan penuh atas rencana Telkomsel untuk menjadi pioneer 4G LTE di Indonesia.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan lebih dalam menancapkan penetrasinya di bisnis teknologi informasi (TI). Perusahaan plat merah ini akan menggenjot bisnis layanan TI divisi korporasi (enterprise) dan small medium enterprise atau industri kecil dan menengah (IKM). Telkom menargetkan, divisi ini bisa meraup pendapatan Rp 10,1 triliun sampai akhir tahun ini. Angka itu naik 4,1% dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 9,7 triliun.