BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

20140403

Market Outlook

Property…. Proper reality 

Orang tua saya selalu mengatakan untuk membeli properti (rumah), mungkin bukan hanya orang tua saya saja namun juga jutaan orang tua lainnya di Indonesia mempunyai pesan yang sama, pesan yang disampaikan dari generasi ke generasi. Kalau orang tua mempunyai cukup uang, mereka akan membelikan rumah untuk anak mereka atau mereka akan membayarkan uang mukanya dan sisanya dicicil oleh anaknya. Ada 2 masalah untuk berinvestasi di properti, yang pertama adalah  membutuhkan modal yang besar dan yang kedua masalah likuiditas (kecuali mau  jual BU dibawah harga pasar).  Jadi daripada membeli
langsung properti  lebih baik membeli saham properti, butuh modal yang tidak besar dan tidak masalah dengan likuiditas (kecuali beli saham property yang tidak likuid). Pada tahun 2013 sektor properti  naik 3.2% melebihi indeks yang turun 1%. Berdasarkan perhitungan kami, laba bersih sector properti naik 56%
melebihi rata-rata perusahaan yang turun 2.1%. Lima perusahaan properti dengan kapitalisasi pasar terbesar adalah Bumi Serpong Damai (BSDE IJ), Lippo Karawaci (LPKR IJ), Ciputra Development (CTRA),Pakuwon Jati (PWON IJ) dan Summarecon Agung (SMRA IJ). Diantara lima nama tersebut BSDE mempunyai pertumbuhan tercepat yakni 109% dengan ROE  21,7%. Saat ini perusahaan
diperdagangkan pada  PE 10.9x  lebih kecil dibanding dengan perusahaan property lainnya LPKR IJ (22x); CTRA IJ (18.4x); PWON IJ ( 15.6x); SMRA IJ (13,7x). Menurut kami tidak ada justifikasi dari sisi fundamental untuk diskon tersebut. Jadi maukan anda membeli (saham) properti seperti yang dipesankan
orang tua anda?





Local flashes 


SMGR: Semen Indonesia Siap Ekspansi ke Afrika & Timteng. Setelah berekspansi ke
wilayah Asia Tenggara, kini PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) tengah berencana
memperluas pasarnya ke Afrika dan Timur Tengah. Direktur Utama SMGR Dwi
Soetjipto mengatakan perseroan akan mulai melangkah ke Benua Hitam tersebut pada
2016. Tahun ini perseroan masih berkonsentrasi pada ekspansinya di wilayah Asia
Tenggara, terutama Vietnam dan Myanmar. (Bisnis Indonesia)

IPO: IMC akhirnya menggandeng Kresna.  PT Intermedia Capital (IMC) akhirnya
memutuskan menggandeng PT Kresna Graha Sekurindo sebagai pelaksana emisi efek.
Awalnya, pelaksana emisi efek IMC hanya PT Sinarmas Sekuritas dan PT Ciptadana
Securities. Ditengarai, manajemen IMC khawatir saham perdana induk usaha ANTV ini
tidak terserap. "Tidak juga, respon (investor) positif, dengan tambahnya Kresna
semakin mempersolid (penjaringan dana)," jawab Erick Thohir, Direktur Utama IMC
ketika dikonfirmasi, Selasa (2/4). Adapun, total saham yang ditawarkan sebanyak 10%
atau 392,15 juta saham. (Kontan)

SRIL: Laba Bersih Sritex Naik 35,01%.  Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL)
membukukan kenaikan laba bersih 35,01% sepanjang tahun lalu. Berdasarkan laporan
keuangan 2013 yang dipublikasikan Rabu (2/4/2014), laba bersih perseroan tercatat Rp
309,6 miliar, naik dari Rp 229,31 miliar pada 2012. Kenaikan itu terjadi seiring dengan
pertumbuhan pendapatan Sritex sebesar 41,02% menjadi Rp 4,71 triliun dari Rp 3,34
triliun. (Bisnis Indonesia)

BIPI: Akuisisi kelar, pendapatan BIPI bertambah US$ 43 Juta. PT Benakat Integra Tbk
(BIPI) berencana menambah kepemilikannya atas PT Mitratama Perkasa (PTMP). BIPI
akan membeli sisa 30% saham PTMP yang dipegang oleh PT Sumber Energi Andalan
Tbk (ITMA). Wibowo Suseno Wirjawan, Direktur  Utama BIPI dalam keterangan
resminya mengatakan, akuisisi dilakukan demi meningkatkan corporate value yang
dimiliki BIPI. "Karena pasca akuisisi, kami akan memperoleh tambahan pendapatan
US$ 43 juta setiap tahun," tambahnya, (1/4). (Kontan)

DGIK: Penghasilan bertambah, laba bersih naik 39%.  Salah satu perusahaan
konstruksi terbesar di Indonesia yaitu PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK),
melaporkan kenaikan pada laba bersih mereka yang disertai dengan naiknya
penghasilan. Laba bersih perusahaan tersebut naik 39% ke Rp 66 miliar atau US$ 5,8
juta dari tahun sebelumnya. Penghasilan DGIK juga naik 19% ke Rp 1,45trn jika
dibandingkan dengan tahun 2012. (Jakarta Globe)

IPO: PT  Eka Sari Lorena Tbk akan mengumpulkan dana sebesar Rp 135 milyar 
minggu ini.  Perusahaan transportasi Eka Sari Loreana menargetkan untuk
mengumpukan dana sebesar Rp 135 milyar atau US$ 12 juta dari IPO yang akan
dijalankan minggu ini dalam rangka membantu rencana ekspansi mereka. Lorena akan
menjual 150 juta lembar saham atau 42,86% dari total ekuitas mereka di harga Rp 900
per lembar saham, seperti yang tertulis di prospektus. Perusahaan transportasi ini akan
menggelar IPO dari Selasa minggu ini sampai Senin minggu depannya, sebelum
akhirnya masuk sebagai emiten JCI pada 14 April. Lorena akan menggunakan 81% dari
dana untuk transportasi mereka, 16% untuk membeli lahan, dan sisanya untuk modal
usaha. (Jakarta Globe)

BBNI: BNI Raih Penghargaan "Corporate Treasurer". PT Bank Negara Indonesia Tbk
(BNI) meraih penghargaan The Corporate Treasurer 2013 yang memberikan Best Cash
Management Bank for Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan lantaran perseroan
mencatatkan kinerja positif dalam hal Transactional Banking Services. Penghargaan
diterima oleh Direktur Business Banking BNI, Krishna Suparto, Rabu (2/4/2014). Selama
2013, BNI telah menciptakan lebih dari 25 produk cash management baru dan lebih
dari 50 fitur yang dimodifikasi untuk memenuhi pesanan khusus nasabah. (Kompas)



Technical analysis 


Investor sentiment 
Sentimen nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar yang relatif stabil di 11,295 memberikan sentiment positif pada hari ini,  namun sentimen laporan keuangan beberapa perusahaan yang menurun kinerjanya cukup membuat perdagangan kemarin menjadi negatif.

60 minutes chart 
Pada chart 1, kita akan melihat IHSG berdasarkan timeframe 60 menit, dimana terlihat bahwa indicator PSAR telah deadcross, didukung oleh indicator MACD yang juga deadcross namun indicator stochastic justru goldencross. Namun melihat support berikutnya  (garis hitam) maka dapat kita simpulkan bahwa pada perdagangan hari ini IHSG akan kembali melanjutkan penurunan.



Intraday chart 
Pada perdagangan kemarin IHSG dibuka langsung mengalami penguatan namun gagal mempertahankan kenaikan yang sempat mencapai 4,901. Akhirnya IHSG ditutup pada level 4,870. Indikator intraday IHSG yaitu PSAR dan MACD memberikan sinyal bullish, namun indicator stochastic telah memasuki area overbought.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk perdagangan esok akan mixed dengan kecenderungan koreksi.





Stocks on our focus list 

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR) 

Pada perdagangan tanggal 01 dan 02 April 2014 saham BJBR mengalami net buy foreign terbesar tahun ini dengan total net buy adalah 36 M. Sekuritas asing yang melakukan net buy adalah Morgan Stanley Asia Indonesia, Credit Suisse Securities Indonesia serta Merryl lynch Indonesia.  

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BJB) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 735,5 miliar atau 55% dari total laba bersih perseroan 2013 yang mencapai Rp 1,37 triliun. Sedangkan 45% sisanya atau senilai Rp 616,5 miliar akan digunakan perseroan untuk pencadangan. Direktur Utama BJB Bien Subiantoro mengatakan, dividen yang per lembar saham mendapat Rp 78 tersebut, secara nominal
naik dari tahun sebelumnya. Pada  tahun buku 2012, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten itu membagikan dividen Rp 663,8 miliar atau 56% dari laba Rp1,19 triliun. Sedangkan porsi tersisa Rp 521,6 miliar menjadi pencadangan.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BJB) untuk tahun buku 2013 menyetujui pembagian dividen sebesar 55 persen atau sekitar Rp 735,5 miliar dari laba bersih tahun 2013 sebesar Rp 1,37 triliun atau sebesar Rp 78 per lembar saham. Direktur Utama Bank BJB Bien  Subiantoro mengatakan secara nominal nilai dividen tersebut naik dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun buku sebelumnya, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten itu membagikan dividen Rp 663,8 miliar atau 56 persen dari total laba Rp1,19 triliun.





PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 

Sejak tanggal 21 Maret 2014 saham ITMG mengalami foreign net buy setiap harinya hingga hari ini. Ini mengindikasikan adanya akumulasi terhadap saham ini oleh sekuritas berkode asing.

Akibat harga batu bara global turun, PT Indo Tambangray Megah Tbk (ITMG) memasang target produksinya dalam skala lebih konservatif. Direktur Keuangan ITMG Edward Manurung menyebutkan, ITMG pada tahun 2014 hanya menargetkan volume produksi batu bara sebesar 29,5 juta ton per tahun.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) siap melepas wilayah konsesi batu bara seluas 963 hektare yang dimiliki anak usahanya, PT Trubaindo Coal Mining, untuk mengakomodasi ketentuan UU 4/2009 tentang Minerba. Hal itu disampaikan oleh Direktur Indo Tambangraya Megah Leksono Poeranto seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Rabu (12/3/2014).  Pada 7 Maret 2014, Trubaindo Coal Mining dan
pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman mengenai penyesuaian PKP2B, tulisnya.





PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) 

Pada chart 5 terlihat bahwa saham SMRA mempunyai support berada pada garis hitam, sehingga diharapkan agar menjaga suppot ini sekaligus menjadi level stoploss.

Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), menggelontorkan dana sekitar Rp  1,1 triliun untuk menuntaskan aksi anorganiknya di wilayah selatan Jakarta dan Bandung. Hingga saat ini, perseroan telah mengakusisi lahan seluas 200 hektare (ha) di wilayah Bandung, Jawa Barat, dan sekitar 300 ha untuk lahan yang terletak di wilayah selatan Jakarta.  Aksi ini merupakan kelanjutan dari rencana perseroan membangun
kawasan kota mandiri di kedua wilayah tersebut. Untuk Bandung, kami sudah akuisisi sekitar Rp 700 miliar, sedangkan di wilayah selatan Jakarta menghabiskan dana sekitar Rp 400 miliar,kata Direktur Utama Summarecon Agung, Johanes Mardjuki,  kepada Koran Jakarta.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berencana mengembangkan kota mandiri di kota Bogor dan Bandung. Summarecon berencana memulai penjualan di tahun 2014. Proyek SMRA lainnya yaitu Harris Hotel dan Pop Hotel Kelapa Gading dijadwalkan rampung tahun 2014. Sedangkan Movenpick Hotel di Bali ditargetkan selesai tahun 2015. Pengembang properti, PT Summarecon Agung Tbk masih merampungkan desain dan konsep gedung perkantoran yang akan dibangun di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Selain
perkantoran, di proyek yang menempati lahan sekitar 1,2 hektare (ha) itu juga dibangun hotel bintang empat. Konsep perkantoran masih dibahas, kalau bisa inginnya perkantoran sewa,ujar Johannes Mardjuki, presiden direktur PT Summarecon Agung Tbk kepada Investor Daily, di Jakarta, belum lama ini.



Tidak ada komentar: