BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

20150814

Market Outlook

The rapid growth of internet users

Jika Anda bertanya-tanya berapa banyak pengguna internet yang ada di Indonesia,
Anda mungkin tertarik pada hasil survei berikut. Menurut sebuah survei yang
dilakukan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2014,
pengguna internet di Indonesia mencapai 88.1 juta atau 34,9% dari total penduduk
252.400.000. Ini melebihi dari total pengguna penduduk Jerman (81 juta) dan dua
kali lipat dari Argentina (43 juta).

Salah satu fakta yang menarik dalam hasil survei adalah bahwa pengguna internet
aktif di Indonesia berkisar antara usia 13 sampai 25 tahun (mewakili 49% dari total
penduduk). Dapat dikatakan bahwa profil pengguna internet di Indonesia adalah
mereka yang dikategorikan sebagai generasi Millenial. Apa yang disebut "digital
natives" (yaitu, generasi yang lahir setelah tahun 1980) yang terhubung ke Internet
pada tahap awal perkembangannya menyebar dengan cepat. Mereka adalah
pengguna aktif dari layanan jejaring sosial dan media digital.

Seiring meningkatnya pendapatan kelas menengah yang mampu mengakses ke
internet, penyedia layanan media sosial telah diadopsi untuk sarana baru untuk
berkomunikasi. Jika kita perhatikan meningkatnya traffic data menggunakan
berbagai jenis gadget, seperti ponsel, laptop dan PC. Mengingat latar belakang
seperti itu, kami berharap pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Internet
menyediakan infrastruktur dan jaringan internet yang memadai.

Data berikut menunjukan pertumbuhan baru untuk sektor jaringan dan sektor
telekomunikasi agar bergerak cepat dengan inovatif untuk mendapatkan pasar yang
berkembang dan dapat berdampak terhadap laporan keuangan mereka. Kami
berharap bahwa operator dengan track record yang inovatif seperti TLKM, EXCL,
ISAT, dan LINK mampu menarik konsumen dengan produk baru dan memberikan
pertumbuhan pendapatan yang solid menuju ke depan.


Local flashes


WIKA: Wika Bidik Pelabuhan Sorong. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan mendekati PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II untuk menggarap proyek Pelabuhan Sorong di Papua Barat. Wika berminat menjadi kontraktor sekaligus investor pada proyek yang ditaksir senilai Rp 3 triliun tersebut. Direktur Keuangan Wika Aji Firmantoro mengatakan, perseroan ingin masuk kembali ke proyek baru pelabuhan. Sebelumnya, perseroan telah meneken kesepakatan dengan Pelindo I untuk kerja sama pembangunan dan pengelolaan Terminal Petikemas di Pelabuhan Batu Ampar Batam dan Pelintung Dumai. (Berita Satu)

EXCL: Kurs Rupiah Terjerembab, Rugi Bersih XL Axiata Kian Bengkak. Pelemahan nilai tukar rupiah membuat kinerja emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) terpuruk dengan membengkaknya rugi bersih hingga 91,2% menjadi Rp850,89 miliar pada paruh pertama tahun ini dari Rp444,81 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan, Jumat (14/8/2015), rugi selisih kurs yang dibukukan oleh XL Axiata meroket 458% dari Rp250,73 miliar menjadi Rp1,39 triliun. (Bisnis Indonesia)

SMGR: Semen Indonesia bidik pertumbuhan 4% di 2016. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) baru akan mengerek pertumbuhan bisnisnya di tahun 2016. Namun dengan catatan, pemerintah bergerak cepat merealisasikan belanja negara untuk pembangunan infrastruktur. Suparni, Direktur Utama Semen Indonesia mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan bisnis sebesar 4% untuk tahun mendatang. Angka ini terbilang mini karena perusahaan tidak menargetkan pertumbuhan (flat) untuk semester II/2015. (Kontan)

ITMG: Pendapatan Indo Tambangraya Megah Turun 14,5 %. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) meraih pendapatan sebesar US$ 824,5 juta sepanjang semester I – 2015, turun 14,5 persen dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 965,2 juta. Penjualan perseoran di sejumlah negara tercatat turun, kecuali untuk penjualan di Asia Tenggara. Manajemen Indo Tambangraya Megah menjelaskan, penjualan batubara perseroan ke Eropa, Taiwan, Tiongkok, Hongkong dan Korea Selatan turun menjadi sebesar US$ 205 juta dari sebelumnya sebesar US$ 390,6 juta. (Berita Satu)

KAEF: Kimia Farma mulai bangun hotel & RS di semester II. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan memiliki bisnis lain selain farmasi, yaitu hotel dan rumah sakit (RS). Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma mengatakan, kedua properti ini akan menjadi aset perusahaan di masa mendatang yang menguntungkan untuk mengantongi sisi pendapatan. Pertama, perusahaan berkode saham KAEF akan membangun 1 hotel di Bandung dengan luas 2.200 meter persegi (m2). Gambarannya, Kimia Farma hanya menyiapkan tanah kemudian perusahaan akan menggandeng investor lokal untuk pembangunan dan operasional hotel. (Kontan)

BBRI: BRI Finalisasi Pinjaman US$ 550 Juta. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bakal menuntaskan proses pencairan pinjaman dari sindikasi 11 bank senilai US$ 550 juta pada September 2015. Pinjaman tersebut berubah menjadi pinjaman sindikasi dari sebelumnya club deal. Saat ini, BRI masih menunggu restu dari Bank Indonesia. Perseroan menargetkan persetujuan Bank Indonesia akan tuntas pada akhir Agustus, dan penarikan pinjaman sudah dapat dilaksanakan pada pekan pertama September tahun ini. (Berita Satu)

ETWA: Penjualan biodisel anjlok, defisit ETWA membengkak. Defisit laba PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) membengkak. Hal ini terjadi seiring kerugian perseroan yang juga ikut bertambah sepanjang enam bulan pertama 2015. Mengutip laporan keuangan ETWA per akhir Juni 2015, defisit laba yang belum ditentukan penggunaannya tercatat sebesar Rp 171,38 miliar. Angka ini meningkat dari Maret 2015 yang sebesar Rp 141,74 miliar. (Kontan)



Technical analysis

View from the Charts

Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat by 2.3% di level 4,584, mencoba mengikis kerugian sebesar -5.8% yang di alami dua hari berturut-turut akibat devaluasi mata uang Cina. Penguatan tersebut disebabkan oleh pernyataan asisten gubernur bank sentral Cina (PBOC) Zhang Xiaohui “Bahwasanya tekanan devaluasi mata uang Cina harus dibatasi dan dikendalikan, agar tidak bergulir seperti bola liar”. Disaat yang bersamaan, para investor asing kembali membukukan nilai penjualan bersih sebesar IDR1.7tr, menyusul akumulasi nilai jual bersih IDR1.3tr yang terjadi pada saat IHSG terpuruk beberapa waktu lalu.

Pada akhirnya IHSG diperdagangkan pada area support psikologisnya di level 4,504 yang merupakan rentang nilai pada 161.8% Fibonacci retracement, selanjutnya membuka kesempatan untuk menuju celah atas 4,619 yang masih tersisa akibat adanya kepanikan para pelaku pasar beberapa hari yang lalu. Posisi 36.9 oversold trading dari stochastic oscillator yang terdorong positif dari kondisi sebelumnya 5.8, menjadi katalis tambahan bagi IHSG untuk melakukan swing positif pada perdagangan di akhir pekan ini untuk kembali menguji resistensi harga di 4,590.

TBIG BBCA BBNI KLBF patut untuk dicermati hari ini, dilain sisi PBRX SRIL masih memiliki ruang serta momentum swing positif untuk trading.





Stocks on our focus list

PT Bank Central Asia, Tbk (BBCA)
Pada perdagangan kemarin BBCA mencatatkan kenaikan sebesar 0.4% serta mencoba bertumpu pada downtrend supportnya di area harga IDR12,925-12,940. Patut dicermati adanya ruang bagi BBCA untuk menutup celah harga yang terbentuk pada area IDR13,250-13,550, disusul pula dengan adanya peningkatan nilai oversold trading 33.3% yang tumbuh dari oversold 18.9%.

Berdasarkan asumsi tersebut, kami perkirakan pada perdagangan hari ini BBCA akan menjadi salah satu saham Blue Chip yang akan mendorong IHSG melanjutkan penguatannya serta memanfaatkan momentum positif pada lantai bursa. BBCA akan mencoba bergerak positif dalam rentang harga IDR13,200-13,375




Tidak ada komentar: