BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

20150902

Market Outlook

ADRO: Efficiency is not the problem

1H15 results: Still struggling

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan pendapatan USD1.4bn pada 1H15,
menurun 17,4% dari tahun lalu. Meskipun ADRO berhasil melakukan efisiensi
dengan penurunan cost of revenue 12,8% (YoY), tetapi permintaan yang lemah
membuat laba kotor turun 30,8% (YoY) ke USD299mn. Margin laba kotor turun
4,2% (YoY) menjadi 21,4%. ADRO mencatat other expenses di 1H15 vs. other
income di 1H14 karena ada keuntungan dari penjualan investasi pada tahun 2014.
Laba bersih turun 28,9% menjadi USD119.2mn.

Efficiency amidst sluggish demand

ADRO telah merevisi pedoman produksi 2015 dari 56-58 MT menjadi 54-56 MT
karena kondisi pasar yang penuh tantangan. Pendapatan ADRO turun 17,4% YoY
di 1H15 karena pelemahan 6% volume penjualan YoY menjadi 26,6 MT dan juga
pelemahan 13% YoY ASP. Produksi ADRO di 2Q15 adalah 12,72 MT dan
menjadikan 1H15 menjadi 25,9 MT atau -7% YoY. Kondisi ini menunjukkan kepada
kita bahwa permintaan batubara masih lamban ditambah dengan pasokan yang
berlimpah membuat harga batubara masih di bawah tekanan. Menurut ADRO,
1H15 cash cost batubara ADRO (tidak termasuk royalti) turun 8% menjadi
USD29.15 per ton, di bawah guidance di USD31-33 per ton.

Economic slowdown dragging on coal outlook

Menurut ADRO, depresiasi mata uang dan pelemahan harga fuel membuat shortterm
cost menurun bagi produsen batubara. Biaya yang lebih rendah
memungkinkan produsen batubara utama untuk mempertahankan produksi dan
menyebabkan c.17% pelemahan harga global Batubara Newcastle di 1H15. Kami
berpikir bahwa pasokan batubara yang melimpah dan tanpa dukungan dari sisi
permintaan masih akan menghantui prospek batubara.
























Local flashes

BBCA: Roda ekonomi berjalan pelan, BCA menunda akuisisi. Hasrat Bank Central Asia (BCA) menambah anak usaha tidak bakal terwujud di tahun ini. Setelah lama menimbang, BCA bertekad bulat menunda rencana akuisisi bank hingga tahun depan. Keputusan ini lebih cepat dari rencana awal BCA yang tadinya akan memutuskan kepastian akuisisi di September 2015. Kondisi ekonomi Tanah Air yang tumbuh melambat menjadi alasan utama bank dengan sandi saham BBCA ini. "Sepertinya tunggu tahun depan saja. Kami lihat situasi ekonomi dulu, baru pilih banknya," ungkap Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. (Kontan)

TOTL: Total capai 60% target kontrak baru 2015. Sepanjang delapan bulan pertama tahun ini, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) merealisasikan 60% dari target kontrak baru tahun ini. Kendati demikian, emiten konstruksi swasta ini masih tetap mempertahankan target yang dipatok sejak awal tahun. Sekretaris Perusahaan TOTL, Mahmilan mengatakan hingga Agustus perseroan telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,8 triliun atau 90% dari target Rp 3 Triliun. (Kontan)

ADRO: Adaro memangkas target produksi batubara. Prospek bisnis batubara masih kelam di tahun ini. Walhasil, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memangkas target produksinya. Hingga semester pertama tahun ini, volume penjualan ADRO menyusut 6% year-on-year (yoy) menjadi 26,6 juta ton karena seretnya permintaan batubara. Sementara produksi batubara ADRO menurun 7% (yoy) menjadi 25,9 juta ton di semester I 2015. Kondisi tersebut menyebabkan manajemen ADRO realistis dengan menurunkan target produksi batubara hingga akhir tahun ini menjadi 54 juta ton hingga 56 juta ton. (Kontan)

BSDE: Bumi Serpong Damai (BSDE) Siap Buyback Hingga Rp2 Triliun. PT Bumi Serpong Damai Tbk. mengalokasikan dana hingga Rp2 triliun untuk melakukan pembelian saham kembali atau buyback. Seperti disebutkan dalam keterangan resmi, jumlah nominal tersebut akan digunakan untuk membeli saham sebanyak-banyaknya 7% dari modal disetor perseroan, atau paling banyak 1,34 miliar saham. (Bisnis Indonesia)

ACST: Hingga Agustus, kontrak baru ACST tumbuh tajam. Kinerja PT Acset Indonusa Tbk (ACST) tampaknya akan semakin menggeliat setelah bergabung dalam grup Astra. Lihat saja, dalam delapan bulan pertama tahun ini perseroan telah berhasil merealisasikan 85,6% target kontrak barunya. Hingga akhir Agustus 2015, emiten kontruksi swasta ini berhasil mengantongi kontrak baru Rp 2,14 triliun atau setara dengan 85,6% dari target yang dipatok perseroan tahun ini yakni sebesar Rp 2,5 triliun. "Pencapaian ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh signifikan," kata Maria Cecilia, Sekretaris Perusahaan ACST. (Kontan)

SMBR: Semen Baturaja Bukukan Penjualan 922.408 Ton. Perusahaan semen, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. membukukan penjualan semen 922.408 ton Januari-Agustus 2015 atau meningkat 29% dibandingkan dengan 714.863 ton pada periode yang sama 2014. Secara khusus, pada Agustus 2015, emiten berkode saham SMBR itu menjual semen 150.155 ton atau meningkat 45,6% dibandingkan dengan 103.107 ton pada periode yang sama 2014. (Tempo)

BBRI: Kredit Mikro BRI Tumbuh 15%, NPL Naik 19 Bps. Pertumbuhan kredit mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di atas pertumbuhan kredit secara keseluruhan di tengah perlambatan ekonomi global dan domestik. Corporate Secretary BRI Budi Satria menuturkan kredit mikro merupakan segmen kredit yang tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap barang impor, sehingga tidak terlalu terpengaruh atas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di segmen ini kendati mengalami peningkatan, namun masih tetap terjaga, yakni di level 1,60% atau naik 19 basis poin (bsp) dari NPL Juni 2014 yang sebesar 1,41%. (Bisnis Indonesia)




Technical analysis

View from the Charts

Mengawali sesi perdagangan di bulan September ini, IHSG melorot hingga -2.2% tergelincir keluar dari area 4,500. Di akhir sesi perdagangan kemarin IHSG ditutup pada level 4,412.5 tergerus mendekati 100 basis poin, mengikuti koreksi pada bursa-bursa utama regional maupun global. Sektor aneka industri dan keuangan menjadi lokomotif pelemahan IHSG masing-masing melemah 3.3% dan 3.1% (ASII, BBRI, BMRI), mengakibatkan gagal bertumpu pada area 4,475-4,478 downtrend support.

Investor asing melakukan penjualan senilai IDR233.5bn dengan melepas sejumlah saham unggulan, sebagaimana tersebut di atas. Secara umum, kondisi pasar relatif sepi dengan tercatat total nilai perdagangan hanya sebesar IDR3.8tr dibandingkan akhir pekan lalu yang ditutup dengan total perdagangan IDR6.3tr.

Dengan munculnya death-cross pada titik 71.8 overbought stochastic, maka IHSG diperkirakan cenderung melanjutkan pelemahan dengan menguji support 4,390. Terbuka pula probabilita untuk menguji support celah harga 4,237-4,295, apabila IHSG gagal untuk bertahan pada support 161.8% Fibonacci retracement 4,394.






Stocks on our focus list

PT Indah Kiat Pulp&Paper, Tbk (INKP)

Diperdagangkan pada titik 50.0 oversold stochastic. INKP yang pada perdagangan kemarin ditutup menguat 1.9% dilevel harga IDR795, masih memiliki ruang untuk melanjutnya penguatan. Sejak berhasil melakukan pembalikan arah pada titik terendah yang tercipta pekan lalu, INKP terkendala untuk penetrasi resistensi kuat IDR820.

Dengan demikian peluang swing positif yang mungkin tercipta dari sisa ruang penguatan akan mendorong INKP menguji resistensi harga IDR820. Selanjutnya perketat stop loss harga pada titik terendah 2015 di IDR755, serta manfaat swing pada area IDR765-825.





























PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG)

Dominasi aksi jual yang dilakukan oleh sejumlah investor, mensisakan doji pada penghujung sesi perdagangan yang menekan laju pergerakan TBIG yang melemah -1.7% dan ditutup pada level IDR7,050.

Untuk dapat kembali bertumpu pada target ascending triangle IDR7,780, dalam area distribusi positif MACD serta notasi positif PSAR, TBIG diharapkan mampu melakukan penetrasi resistensi harga terdekat di IDR7,175. Dengan tetap memperketat stop-loss harga IDR6,775, para investor dapat memanfaatkan momentum swing hari ini di IDR6,910-7,250






























PT Summarecon Agung, Tbk (SMRA)

Bargain hunting sejumlah investor asing sepanjang perdagangan kemarin, menciptakan munculnya notasi positif pada PSAR yang diharapkan mampu mendorong SMRA membentuk golden cross MA(5,20) di area IDR1,695-1,720. Untuk mewujudkan hal tersebut, SMRA diharapkan mampu melakukan penetrasi resistensi terdekatnya di level harga IDR1,650.

Trading buy dalam rentang harga IDR1,580-1,700 memiliki momentum yang cukup baik, dengan tetap memperketat stop-loss IDR1,550-1,555.





KDB Daewoo Securities Indonesia Research

Sektor Manufaktur

Ditutup mendekati area161.8% Fibonacci retracement 1,095-1,100 setelah melakukan reversal pada basis support 998-1,010, indeks manufaktur mensisakan ruang penguatan pada titik 44.8 oversold trading stochastic.

Dengan mencermati stop-loss 1,094 dalam intraday 10-20mnt, manfaatkan peluang swing positif dengan beberapa saham pilihan seperti ICBP, ROTI.



Sektor Industri Dasar

Sebagaimana halnya sektor manufaktur, industry dasar mencoba bertahan pada 161.8% Fibonacci retracement sebagai support. Dimana pada perdagangan kemarin tersungkur -1.9%. dan ditutup pada level 352.2

MACD, dan PSAR, merupakan katalis positif dari indikator yang ada, yang masih memberikan ruang penguatan untuk kembali menguji penetrasi resistensi terdekat pada level 359.7. Yang masih harus diwaspadai adalah celah support 342.7-345.8 dan 330.3-331.5 dengan memperketat stop loss 326.6.
Swing negatif yang mungkin terjadi, merupakan ruang akumulasi pada indeks tersebut. Cermati pula sejumlah saham pada sektor tersebut yang potensi penguatan seperti, CPIN dan JPFA.






Tidak ada komentar: