BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

20140507

Market Outlook

1Q14 GDP review: Saved by domestic consumption 

Menurut data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2014 tumbuh 5,2 % YoY, lebih rendah dari estimasi konsensus pasar dan laju pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya (5,7%). Di  antara komponen PDB, konsumsi domestik
menyumbang 56,4%, sedangkan  konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor neto masing-masing menyumbang di 6,8%, 38,2%,  dan  -1,4%. Menggunakan harga pasar saat ini, PDB Indonesia pada kuartal pertama 2014 mencapai  Rp 2.401,2 triliun. Dibandingkan dengan PDB pada kuartal pertama 2013, konsumsi domestik, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan import bertumbuh masing-masing 5,6%, 3,6%, 5,1%, -0.8%, dan -0,7%.

Dalam pandangan kami, perlambatan pertumbuhan PDB  didorong oleh beberapa faktor seperti: lemahnya belanja pemerintah ditahun pemilu, tingginya suku bunga yang berdampak negatif pada investasi dan perlambatan ekonomi global yang berdampak pada lesunya ekspor.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk  terbesar keempat di dunia, konsumsi domestik merupakan keunggulan kompetitif bagi Indonesia. Permintaan barang konsumsi (terutama kebutuhan dasar) menjadi landasan utama bagi pertumbuhan sektor konsumen di tengah tantangan yang berhubungan dengan biaya produksi (listrik, upah minimum, dll). Meskipun permintaan inelastis, dalam beberapa segmen barang konsumsi (terutama non-primer), pendapatan rumah tangga berdampak langsung pada daya beli.

Ada 6 subsektor dalam industri consumer goods, yaitu: makanan & minuman, rokok, kosmetik / perawatan pribadi, kebutuhan rumah, obat-obatan,  dan pengecer. Setiap sub-sektor memiliki karakteristik sendiri (perilaku pasar, peraturan, perilaku konsumen, rantai pasokan, dll). Kami menyarankan investor untuk memperhatikan karakteristik tersebut disamping  unsur-unsur keuangan (misalnya, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba bersih, struktur modal, kebijakan dividen, dll). Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, investasi di sektor konsumer bisa menjadi alternatif. Di bawah ini kami menyajikan saham konsumen  yang memiliki  kapitalisasi pasar. Di antara saham-saham tersebut, Indofood Sukses Makmur (INDF) cukup menarik dengan P/E FY14F sebesar 15.0x.





Local flashes 

SMRU: Ini Perusahaan Yang Akan Diakuisisi SMRU. Perusahaan tambang mangan di
Nusa  Tenggara Timur, PT SMR Utama Tbk. (SMRU) berencana mengakuisisi
perusahaan jasa tambang, PT Ricobana senilai Rp1,017 triliun. Seperti dikutip dari
prospektus, Selasa (6/5/2014), dana tersebut akan diperoleh dari rights issue sebesar
Rp1,05 triliun yang rencananya akan digelar bulan depan. Seperti apa perusahaan yang
diincar SMR Utama itu? PT Ricobana diketahui memiliki anak usaha yang bergerak di
bidang jasa pertambangan, yaitu PT Ricobana Abadi. (Bisnis)

BNBR: Ditopang infrastruktur, laba Bakrie&Brothers  naik 15.26%.  Dalam laporan
keuangan triwulan I 2014, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) mencatat perolehan laba
menyentuh Rp 665 miliar. Laba induk Bakrie Grup ini melonjak hingga 15.267 persen
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp  4,32 miliar.
Pendapatan Perseroan juga naik 291 persen dari Rp 860,99 miliar menjadi Rp 2,5 triliun
di triwulan I 2014. (Merdeka)

AALI: Kucurkan Ratusan Miliar, Astra Agro Bangun Dua Pabrik PKS. Produsen minyak
sawit mentah (crude palm oil) PT Astra Agro  Lestari Tbk. (AALI), melakukan ekspansi
bisnis dengan membangun dua pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah, dan Kabupaten Penajam, Pasir, Kalimantan Timur.Direktur
Astra Agro Lestari Joko Supriyono mengatakan, perseroan mengeluarkan modal sekitar
Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar untuk masing-masing pabrik. (Kompas)

SMGR: Bangun Pabrik Baru, Ambisi Semen Indonesia Pimpin Pasar.  PT Semen
Indonesia Tbk (SMGR) menargetkan pembangunan pabrik semen baru di kabupaten
Rembang, Jawa Tengah selesai pada 2016. Pemancangan pertama/first pilling pabrik
berkapasitas 3 juta ton semen per tahun akan dilakukan pada Juni 2014. Direktur
Utama PT Semen Indonesia Tbk, Dwi Soetjipto menuturkan, sejumlah persiapan telah
dilakukan oleh perseroan, meliputi penyiapan lahan, aktivitas engineering, hingga
pengadaan peralatan. (Liputan 6)

ASII: ASII kian mantap garap proyek infrastruktur. PT Astra International Tbk (ASII)
akan kian mengokohkan bisnisnya di sektor infrastruktur. Agustus 2014, manajemen
memproyeksikan sudah bisa merampungkan proyek jalan tol Kertosono-Mojokerto
seksi I. Paulus Bambang Widjanarko Eddy Santoso, Direktur ASII mengatakan, saat ini
proses konstruksi seksi I sudah mencapai 99%. (Kontan)

KIJA: Jababeka Ekspansi Kawasan  Industri Rp 5,2 Triliun.  PT Kawasan Industri
Jababeka Tbk (KIJA) siap mengucurkan dana sebesar Rp 5,2 triliun untuk berekspansi
ke kawasan industri baru. Dengan dana itu, perseroan mengakuisisi serta
mengembangkan lahan seluas 870 ha di kawasan Kendal, Jawa Tengah. Presiden
Direktur Jababeka Darmono mengatakan, pihaknya akan membangun area komersial,
industrial, serta power plant untuk tahap awal. (Berita Satu)

GTBO: Penjualan Bersih Garda Tujuh Melesat 460%.  PT Garda Tujuh Buana Tbk
(GTBO) mencatatkan penjualan bersih kuartal 1-2014 sebesar US$ 11,2 juta atau setara
dengan Rp 128,8 miliar. Raihan tersebut, meningkat 460% dari penjualan bersih
periode sama tahun lalu sebesar US$ 2,7 juta atau sama dengan Rp 31 miliar.
Manajemen Garda Tujuh Buana menjelaskan, raihan penjualan bersih perseroan
seluruhnya didapatkan dari hasil ekspor batubara. Pada kuartal 1 tahun ini, perseroan
menjual 836 ribu metrik ton (MT) batubara. (Investor Daily)




Technical analysis 


Investor sentiment 

Sikap wait and see saat ini akibat belum ada kepastian pasangan capres dan cawapres yang akan menentukan arah ekonomi Indonesia, semakin terlihat pada penurunan volume perdagangan, ini juga membuat sentiment kenaikan maupun penurunan yang semakin terbatas.

Daily chart 

Apa yang bisa kita lihat pada chart 1? Chart ini merupakan bentuk daily IHSG dengan line chart, yang semakin memberikan gambaran akan adanya perubahan yang cukup signifikan. Apakah akan berhasil menembus level resistance garis biru atau turun menembus level support garis merah.

IHSG sejak awal trend telah berhasil 2 kali bertahan dari level support dan mengalami rebound, apakah yang ketiga ini berhasil? Sebaiknya kita lanjutkan melihat pada 60 minute chart yang lebih dalam.




60 minutes chart 

Dengan menggunakan  60 minutes  chart semakin jelas bahwa potensi bullish masih lebih besar daripada sentiment bearish pada IHSG, dimana garis merah yang merupakan level support juga sudah dekat. Posisi ini memastikan bahwa IHSG tepat berada pada level support yang dapat membuat sentiment positif pada level support.





Stocks on our focus list 



PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) 

Kemarin saham MAIN sukses ditutup pada level 3,085 atau naik sebesar 6,93%. Resistance terdekat masih berada pada level 3,200.
Indikator teknikal stochastic berhasil melakukan goldencross dan didukung oleh penguatan volume perdagangan. Namun indikator MACD masih berada pada bearish area.

Indikator PSAR yang berada pada downtrend masih pada level 3,200 sehingga level ini bisa menjadi target. Namun dikarenakan posisi saham MAIN yang downtrend, sebagai langkah aman sebaiknya level target kita turunkan menjadi 3,150.
Strategi trading buy dengan entry level pada open market price menjadi langkah terbaik dalam menyikapi saham yang sedang rebound ini.






PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) 

Pergerakan saham ERAA yang telah berhasil breakout dari resistance trend penurunan minor pada perdagangan kemarin, membuat pada hari ini kembali berpeluang menguat.
Adapun harga 1, 290 adalah level resistance yang diambil dari indikator PSAR. Indikator stochastic yang telah goldencross juga didukung oleh volume perdagangan yang menguat.

Sedangkan indikator MACD berpeluang goldencross. Dengan kondisi ini maka strategi buy pada open market price dengan target kenaikan pada 1,290 menjadi rekomendasi kami untuk perdagangan hari ini.






PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 

Technical Rebound merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan transaksi di IHSG untuk mendapatkan profit pada saat saham masih berada pada trend bearish.
Hal ini dapat dilakukan pada saham BBTN yang mempunyai potensi rebound cukup besar. Indikator PSAR yang menjadi level resistance mempunyai range cukup jauh dari harga penutupan.

Volume perdagangan yang semakin mengecil juga bisa menggambarkan bahwa saham ini sudah oversold, ini dipertegas oleh indikator stochastic yang memang sudah berada pada area oversold.





Tidak ada komentar: