Berinvestasilah di Indonesia!
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) pada hari Jumat lalu menyatakan kesiapannya untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam mengikuti pemilihan presiden pada bulan Juli. Mengingat tingkat persetujuan Jokowi untuk menjadi presiden yang tinggi
(43,5% menurut survei Kompas), kami melihat ketidakpastian dalam menghadapi pemilihan presiden tentunya akan berkurang.
Para investor bereaksi positif terhadap pencalonan Jokowi. Hal ini dapat dilihat dari IHSG yang melompat 3,2% pada hari Jumat dan Rupiah yang menguat sebesar 0,3%. Menurut pandangan kami, perubahan pemerintahan yang dapat diprediksi dapat meningkatkan kepercayaan para investor atas reformasi sosial
dan ekonomi yang tepat waktu.
Saham-saham dari sektor keuangan mengalami kenaikan signifikan pada hari Jumat, yaitu sebesar 6,5%. Kami melihat saham-saham yang berkapitalisasi besar dan likuid mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Dari fenomena ini, kita dapat mengetahui bahwa masih banyak investor yang tertarik dengan Indonesia. Reaksi investor terhadap nominasi calon presiden Jokowi menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia masih memiliki potensi untuk terus berkembang. Menurut pandangan kami, investor
sebaiknya membeli saham dengan beta tinggi yang harganya masih murah.
Local flashes
IPO: Listing 11 April, Berikut Jadwal Lengkap IPO Blitzmegaplex!. Perusahaan
bioskop Blitzmegaplex, PT Graha Layar Prima, akan melakukan penawaran umum
saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 140 juta saham atau
46,11% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dalam prospektus yang dirilis Senin
(17/3/2014), perseroan akan melakukan penawaran awal (bookbuilding) pada 17—20
Maret 2014. Selain itu, perusahaan tersesbut dijadwalkan melakukan pencatatan
(listing) di Bursa Efek Indonesia pada 11 April 2014. (Bisnis Indonesia)
ARNA: Arwana Citramulia bagi Dividen Rp16 per Saham. Produsen keramik PT
Arwana Citamulia Tbk. (ARNA) akan membagikan dividen sebesar Rp117,58 miliar
dengan payout ratio 50% dari laba bersih tahun buku 2013 sebesar Rp235,16 miliar.
Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan Arwana Rudy Sujanto menuturkan
dividen yang akan dibagikan itu setara dengan Rp16 per saham. (Bisnis Indonesia)
MPMX: MPMX Restrukturisasi Anak Usaha. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
melakukan restrukturisasi anak usaha. Perseroan melakukan penggabungan atas PT
Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) dan PT Sasana Artha Finance (SAF). Dalam
hal ini, MPMF akan menjadi perusahaan hasil penggabungan alias surviving entity.
(Kontan)
TINS: Akuisisi Tambang Batubara, TINS Masih Negosiasi. PT Timah Tbk (TINS) masih
melakukan negosiasi untuk mengambil alih tambang batubara di Kalimantan Timur
(Kaltim). Aksi akuisisi ini sudah masuk ke dalam rencana bisnis perseroan untuk tahun
2014. Sukrisno, Direktur Utama TINS mengatakan, pihaknya belum bisa
mengungkapkan konsesi yang dimaksud. (Kontan)
LPKR: Siloam Purwakarta dijual untuk ekspansi LPKR. First Real Estate Investment
Trust (First REIT) dikabarkan akan mengakuisisi salah satu rumah sakit yang dikelola
oleh PT Siloam Hospital Tbk (SILO) yakni Rumah Sakit Siloam Purwakarta. Terkait hal
ini, Budi Suharto, Sekretaris Perusahaan SILO membenarkan adanya transaksi tersebut.
(Kontan)
PTPP: Kantongi Kontrak Rp2,7 Triliun per Maret 2014. PT Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk. (PTPP) mengantongi kontrak Rp2,7 triliun hingga pertengahan Maret
tahun ini. Jumlah ini baru 0,64% dari target kontrak baru yang dipatok perseroan pada
2014 senilai Rp24 triliun. Taufik Hidayat, Sekretaris Perusahaan PTPP, mengatakan
kontrak baru tersebut antara lain pembangunan Wang Residence Citicon di Jakarta
senilai Rp400 miliar, Kutai Coal Terminal Rp770 mIliar, Sawangan Mall di Depok Rp900
miliar, dan Hotel Amni di Medan Rp120 miliar. (Bisnis Indonesia)
BBKP: Bank Bukopin jaga CAR di 13%-14%. Bank Bukopin memutuskan tidak
melaksanakan sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi Subordinasi I senilai
Rp 500 miliar. Bank Bukopin mengambil keputusan ini, mengingat tingkat permodalan
yang masih dianggap mencukupi. (Kontan)
Technical analysis
Sentiment
Begitu kuatnya sentiment pencalonan Joko Widodo menjadi calon presiden membuatpada perdagangan kemarin IHSG hanya mengalami koreksi tipis saja. Peluang koreksimasih ada namun mengingat sentiment pada tahun pemilu ini membuat padaperdagangan hari ini hanya melemah terbatas.
Technical View
Daily chart
Analisa teknikal IHSG pada figure 2 dapat kita analisa berdasarkan posisi resistanceyang masih jauh. Sehingga koreksi yang saat ini terjadi belum membuat indikatorstochastic deadcross ataupun indicator MACD berbalik arah menjadi downtrend.Koreksi masih berpeluang terus terjadi mengingat posisi stochastic yang masihoverbought sehingga strategi buy on weakness dapat dilakukan.
Intraday chart
Pada figure 2 kita melihat perdagangan IHSG selama 2 hari perdagangan. Jelas terlihatbahwa koreksi pada perdagangan kemarin merupakan koreksi sehat. Namun koreksi inimasih berpeluang untuk terjadi mengingat secara target koreksi Fibonacci masih adapada level 50 yaitu di 4,788.
Dari kedua analisa kita diatas dapat kita simpulkan bahwa peluang penurunan padadaily chart dan intraday chart dapat terjadi.
Stocks on our focus list
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Saham BMRI berhasil melakukan penguatan hingga 9,13% dalam sehari perdagangan minggu lalu, kemudian pada hari ini hanya koreksi 1,97%. Koreksi yang terjadi masih dalam koreksi wajar, namun masih diperlukan koreksi yang lebih sehat lagi sebelum melanjutkan kenaikannya. Strategi buy on weakness dapat dilakukan untuk akumulasi saham BMRI.
PT Bank Mandiri menyatakan memprediksi realisasi kredit triwulan pertama 2014 sebesar 20%. Managing Director of Finance & Strategy Pahala N. Mansury mengatakan realisasi tersebut merupakan respon perlambatan kredit persero akibat tekanan depresiasi rupiah.
Dua bank pemerintah, yakni PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dikabarkan berminat mengakuisisi PT Pegadaian (Persero), perusahaan milik negara yang bergerak di bisnis gadai. Bisnis gadai dinilai sangat menguntungkan bagi bank karena memberikan imbal hasil yang tinggi.
Menurut sumber IFT, Bank Mandiri dan BRI sangat tergiur dengan bisnis Pegadaian yang memberikan imbal hasil tinggi. Tahun 2013, laba bersih Pegadaian mencapai Rp 2 triliun. Jumlah ini sama dengan perolehan total laba anak usaha Bank Mandiri. Padahal, aset Pegadaian hanya Rp 33 triliun, separuh dari aset PT Bank Syariah Mandiri (BSM) yang mencapai Rp 64 triliun.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mandiri menyetujui alokasi 30% laba bersih di 2013 sebagai dividen. Angka tersebut setara dengan Rp 5,46 triliun atau Rp 234 per lembar saham.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Saham WIKA pada perdagangan minggu lalu berhasil menguat sebesar 9,21 %, namun pada hari ini mengalami koreksi sehat sebesar 1% saja. Sehingga koreksi masih berpeluang untuk kembali terjadi namun strategi buy on weakness dapat dilakukan mengingat trend kenaikan yang sangat kuat.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membukukan kinerja moncer sepanjang tahun 2013 lalu. Sebagai komitmen perusahaan publik, maka emiten pelat merah ini berencana untuk membagikan dividen berdasarkan hasil kinerjanya tahun lalu. "Pasti ada (pembagian dividen), besarannya nanti tanggal 18 Maret," ujar Direktur Keuangan WSKT, Tunggul Rajagukuguk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membukukan kinerja yang positif tahun 2013 lalu. Laba bersih emiten pelat merah tersebut naik 19,73% menjadi Rp 569,94 miliar. "Jadi, tahun ini pasti ada pembagian dividen," tandas Natal Argawan, Sekertaris Perusahaan WIKA.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melanjutkan strategi diversifikasi bisnis. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat perolehan kontrak dari segmen konstruksi minyak dan gas (migas).
Di tahun ini, WIKA membidik perolehan kontrak baru senilai Rp 4 triliun dari sektor migas. "Jadi, porsi kontribusi sektor migas sekitar 16% dari target kontrak baru WIKA di 2014 yang sekitar Rp 25 triliun," kata Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA. Meski tidak ada kenaikan, tapi setidaknya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mampu menjaga posisi marjin laba bersihnya. Emiten pelat merah ini mencatatkan marjin laba bersih stagnan, sekitar 5%, baik untuk kinerja 2013 maupun 2012. Posisi
tersebut didapat setelah manajemen membukukan pendapatan Rp 11,88 triliun, naik 20% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang bertengger di posisi Rp 9,9 triliun. Sementara, beban pokok pendapatannya naik 18% menjadi Rp 10,56 triliun dari sebelumnya Rp 8,95 triliun.
PT Semen Indonesia (SMGR)
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), emiten produsen semen, memproyeksikan mampu menghemat biaya investasi pembangunan dua pabrik baru seiring penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Penghematan itu dapat mendorong kinerja laba bersih perusahaan tahun ini karena adanya penurunan depresiasi dan beban keuangan.
"Dengan penguatan rupiah sebesar 6,6% secara year to date, dampak yang paling terasa antara lain penghematan biaya pembangunan dua pabrik baru di Rembang dan Padang sekitar 5% dari total investasi Rp 7 triliun," kata Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk.
PT Semen Indonesia (persero) Tbk (SMGR) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang mengilap. Hal itu terlihat dari lonjakan laba bersih sepanjang tahun 2013 lalu yang berhasil menembus angka 5,37 triliun rupiah. Nilai itu meningkat 10,8 persen jika dibandingkan capaian laba bersih pada periode sama tahun sebelumnya yang hanya berada di posisi 4,84 triliun rupiah
Kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meningkat pada periode 2004-2012 dengan laba bersih perseroan naik dari Rp509 miliar menjadi Rp4,85 triliun, nilai Ebitda meningkat dari Rp1,4 triliun menjadi Rp6,87 triliun dan pendapatan naik dari Rp6,07 triliun menjadi Rp19,60 triliun.
Peningkatan kinerja perseroan tersebut merupakan salah satu wujud transformasi strategi yang dituangkan dalam buku karangan Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dwi Soetjipto, berjudul "Road to Semen Indonesia Transformasi Korporasi Mengubah Konflik menjadi Kekuatan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar