Masih ragu? Lihatlah cadangan devisa Indonesia!
Menurut Bank Indonesia (BI), cadangan devisa Indonesia mencapai USD102.7 milyar menandai titik tertinggi baru dalam sembilan bulan dan peningkatan selama 7 bulan berturut-turut. Cadangan devisa saat ini setara impor dan pembayaran utang selama 5,7 bulan, yang berada jauh di atas standar 3 bulan
yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional. Meskipun konsensus berkeyakinan bahwa bank sentral secara aktif melakukan intervensi di pasar mata uang, kami percaya membaiknya fundamental ekonomi dapat mendorong bank sentral untuk membatasi tindakan. Selain itu, arus masuk modal asing ke pasar modal Indonesia tetap kuat dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya. Investor asing mencatat net buy saham Indonesia senilai Rp7.8 triliun pada bulan Februari, naik dibandingkan bulan
Januari sebesar Rp2.3 triliun. Pada pendapatan tetap, kami juga memperhatikan net buy asing yang kuat. Menurut Jakarta Post, "kepemilikan asing pada obligasi pemerintah meningkat dari Rp270.5 triliun di bulan Januari sampai Rp345 triliun pada tanggal 5 Maret."
Kami berharap status cadangan devisa Indonesia yang sehat merupakan pertanda baik bagi sentimen investasi. Secara khusus, kami menggarisbawahi posisi keuangan pemerintah yang sehat mampu menghadapi gejolak eksternal. Menurut pernyataan Departemen Keuangan (Depkeu) baru-baru ini, Rupiah masih "di bawah tingkat yang seharusnya," meskipun tidak ada rincian tentang tingkat tersebut. Pada tanggal 4 Maret, Menteri Keuangan juga menyatakan bahwa "neraca perdagangan akan berubah menjadi positif di masa depan karena akan didukung oleh estimasi peningkatan permintaan dari negara-negara maju". Kami berharap untuk melihat perbaikan fundamental ekonomi, yang tentunya dapat mendorong ekuitas ke level yang lebih tinggi.
Local flashes
ADRO: Laba Bersih Adaro (ADRO) Sepanjang 2013 Anjlok 40,18%. PT Adaro Energy
Tbk. (ADRO) mencetak laba bersih sebesar US$229,26 juta sepanjang 2013, anjlok
40,18% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$383,3 juta. Turunnya
laba bersih terutama karena penurunan pendapatan usaha akibat harga jual rata-rata
batu bara yang lebih rendah, yaitu turun 19% yoy. (Bisnis Indonesia)
MPMX: Mitra Pinasthika Buyback Saham Senilai Rp9,43 Miliar. PT.Mitra Pinasthika
Mustika Tbk. (MPMX) membeli kembali (buyback) saham senilai total Rp9,43 miliar.
Corporate Secretary Mitra Pinasthika Mustika Zahnia mengatakan pihaknya telah
membeli 7,71 juta lembar saham dengan harga rata-rata Rp1.223,12 per saham. (Bisnis
Indonesia)
BJBR: Laba Bersih BJB Naik 15%, Capai Rp 1,37 Triliun di 2013. PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) berhasil meraup laba
bersih (konsolidasi) hingga Rp 1,37 triliun atau tumbuh 15% sepanjang 2013
dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2012 yang hanya sebesar Rp 1,19
triliun. Sementara laba bersih per saham tercatat naik dari Rp 123 di tahun 2012
menjadi Rp 141,59 di tahun 2013 kemarin. (Detik Finance)
PBRX: Pan Brothers Siapkan Investasi US$ 60 Juta untuk Bangun Tujuh Pabrik. PT
Pan Brothers Tbk (PBRX), emiten garmen, berencana membangun tujuh pabrik baru
dalam tiga tahun, mulai tahun ini. Manajemen mengungkapkan, penambahan tujuh
pabrik tersebut diharapkan menambah kapasitas produksi hingga 30 juta pada 2016.
Iswar Deni, Corporate Secretary Pan Brothers, mengatakan nilai investasi yang
disiapkan untuk membangun tujuh pabrik tersebut sebesar US$ 60 juta. (Indonesia
Finance Today)
MYRX: Perkuat Bisnis properti, Hanson Bentuk Cucu Usaha. PT Hanson International
Tbk. membentuk cucu usaha melalui anak usaha PT Mandiri Mega Jaya dengan PT
Pelican Group Pte. Ltd. Direksi perseroan menjelaskan anak usaha yang bernama PT
Pacific Millenium Land tersebut didirikan dengan modal dasar sebanyak Rp56,75 miliar
yang terdiri atas 5 juta saham masing-masing bernilai nominal Rp11.351 atau US$1.
(Bisnis Indonesia)
ACES: Ace Hardware Buka Gerai Baru ke-4 Tahun Ini. Perusahaan ritel PT Ace
Hardware Tbk. (ACES) berencana membuka gerai baru ke-4 tahun ini di Medan,
Sumatra Utara. Dalam keterbukaan informasi, Selasa (11/3/2013), manajemen
perseroan menjelaskan gerai tersebut memiliki luas sekitar 2.000 meter2. (Bisnis
Indonesia)
NIKL: Latinusa Berhasil Cetak Laba US$278.000. PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL)
atau yang biasa disebut Latinusa, membukukan laba bersih sepanjang 2013 sebesar
US$278.000, berhasil mengembalikan posisi 2012 yang masih rugi US$6,47 juta.
Seperti dikutip dari laporan keuangan yang dipublikasikan, Selasa (11/3/2014), pada
2013 penjualan Latinusa mencapai US$172,46 juta, naik 21,8% dari US$141,55 juta
pada 2012. (Bisnis Indonesia)
Market view
Sentiment
Sentiment pengumuman BI rate pada tanggal 13 Maret 2014 yang berpeluang tetap
bahkan bisa menjadi 7,25 % per tahun memberikan sentiment pada IHSG.
Technical View
Daily Chart
Pada perdagangan kemarin IHSG berhasil mengalami penguatan hingga 0,57% dimana
ini membuktikan kuatnya trend IHSG. Pada figure 1 jika kita menarik garis pattern
resistance yaitu garis biru maka target resistance berkisar di 4,808. Sedangkan garis
merah merupakan garis level support IHSG. Pada kondisi seperti ini langkah terbaik
adalah melakukan strategi trading buy terhadap saham-saham yang mengikuti trend
IHSG.
60 Minutes Chart
Pattern breakout sideways kembali terbentuk pada IHSG 60 menit yang terlihat pada
figure 2. Setelah berhasil melakukan breakout IHSG kembali menguat mengikuti panah
biru dengan garis merah sebagai level support.
Dari kedua analisa kita diatas dapat kita simpulkan bahwa peluang kenaikan lanjutan
pada daily chart dapat terjadi.
Stocks on our focus list
PT Sentul City Tbk (BKSL)
Saham BKSL memang telah mengalami penurunan sebesar 54 % sejak tanggal 7 Maret 2013 pada puncak harga di 340 hingga koreksi pada harga 149 pada tanggal 10 Januari 2014. Koreksi ini berlangsung selama 206 hari. Namun pada saat ini BKSL telah berhasil rebound hingga 23% selama 42 hari. Target harga merupakan level Fibonacci 23 di 195 dan Fibonacci 38 di 223.
Pada tanggal 12 Februari 2014 saham BKSL mengalami foreign flow sebesar 15M, dengan broker UOB Kay Hian Securities yang melakukan pembelian sebanyak 723,320 lot average harga 169 dan disusul oleh CIMB Securities Indonesia sebanyak 112,097 lot dengan average harga di 170.
Pengembang kota mandiri Sentul City di Bogor, PT Sentul City Tbk (BKSL), kian agresif memasarkan hunian vertikal. Lihat saja apartemen Sentul Tower dan kondotel The Alana yang penjualannya sudah memasuki tahap akhir meski baru diluncurkan setahun silam. Sentul Tower terdiri dari dua menara dengan jumlah total 1.400 unit. Sedangkan The Alana menyediakan 217 unit kamar. "Di tahap akhir, kami hanya memasarkan 200 unit apartemen dan 40 unit kondotel karena sisanya hampir habis dibeli," ujar Hartan
Gunadi, Direktur Pemasaran Sentul City, Sabtu (8/3). Sentul Tower ditawarkan dengan harga Rp 200 juta hingga Rp 600 juta per unit. Kisaran harga ini berada di bawah harga rumah tapak di Sentul City yang sudah mencapai Rp 800 juta hingga Rp 20 miliar per unit.
Pengembang properti PT Sentul City Tbk. (BKSL) optimistis dapat mencapai target pendapatan tahun ini sebesar Rp1,3 triliun setelah target tahun lalu Rp900 miliar tercapai. Michael Tene, Investor Relation Sentul City mengatakan, pihaknya telah memperhitungkan, target perseroan pada tahun lalu tercapai. Hal itu salah satunya karena target pra penjualan (marketing sales) sepanjang tahun lalu sebesar Rp2 triliun telah tercapai, bahkan terlampaui.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Saham TLKM sejak 20 Mei 2013 berada pada 2,575 dan mengalami penurunan hingga 1,900 pada tanggal 26 Juni 2013 selama 28 hari. Dan sejak itu hanya mampu naik 6,34% hingga kini dengan menempuh 171 hari. Ini menunjukkan kekuatan trend saham TLKM yang tidak terlalu kuat.
Pada tanggal 10 Maret 2014 saham TLKM mengalami foreign outflow terbesar hingga Rp 309 M net sell, dengan broker Macquarie Capital securities Indonesia yang melakukan penjualan sebanyak 688,367 lot average harga 2,209 dan disusul oleh Nomura Indonesia sebanyak 612,918 lot dengan average harga di 2,203. Dengan data diatas diharapkan agar mencoba untuk melakukan strategi sell on strenght di level
2,200.
Mengoptimalkan aset lahan dan bangunan, Telkom menggandeng Indomaret mengoperasikan gerai Indomaret-Telkom. Gerai yang berada di lokasi aset Telkom di Jalan Enim, Tanjung Priok, Jakarta diresmikan President Director Telkom Property, Ahmad Kordinal dan Procurement & Business Development Director PT Indomarco Prismatama, Darmawie Alie, Rabu lalu. Menurut Kordinal, Telkom melalui anak usahanya, yakni Telkom Property berupaya mengoptimalkan aset berupa tanah dan
bangunan yang bernilai strategis secara nasional.
Sepanjang 2013 kemarin, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membukukan keuntungan Rp 14,2 triliun. Angka tersebut meningkat 10,5% dari Rp 12,85 triliun di tahun sebelumnya. Adapun, laba per sahamnya turut naik dari Rp 133,84 menjadi Rp 147,42. Pendapatan yang TLKM bukukan tumbuh 7,54% dari Rp 77,14 triliun ke posisi Rp 82,96 triliun. Sebagian besar pendapatan ini dikontribusi oleh
pendapatan telepon yang memegang porsi 50,4%. Meski begitu, pendapatan teleponnya Rp 41,39 triliun menjadi Rp 41,83 triliun.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Saham ADRO telah mengalami penurunan sebanyak 61% sejak harga 1,770 pada tanggal 2 Januari 2013 hingga harga 640 pada tanggal 2 Agustus 2013. Dan berhasil mengalami rebound sebesar 75% di 1,250 paa tanggal 10 Desember 2013. Tetapi tak mampu bertahan dan kembali koreksi sebanyak 21% ke harga 970. Ini memberikan sinyal trend kenaikan yang lemah pada saham ADRO.
Pada tanggal 04 Maret 2014 saham ADRO mengalami foreign outflow hingga Rp 39 M net sell, dengan broker CIMB securities Indonesia yang melakukan penjualan sebanyak 174,258 lot average harga 1,012 dan disusul oleh CLSA Indonesia sebanyak 150,283 lot dengan average harga di 1,007. Dengan data diatas diharapkan agar mencoba untuk melakukan strategi Sell On Strenght di level antara 1,000 dan 1,010.
Tekanan harga jual batubara membuat kinerja emiten di sektor ini ikut merosot. Tak terkecuali PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Untungnya, meski mengalami penurunan, tapi kinerja ADRO masih berada pada teritori positif.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan (11/3), untuk tahun buku 2013, manajemen membukukan pendapatan US$ 3,28 miliar, turun 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,72 miliar. Beban pokok pendapatannya turun 5% menjadi US$ 2,55 miliar dari sebelumnya US$ 2,68 miliar.
Produksi batu bara PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) sepanjang tahun lalu tercatat mencapai 52,3 juta ton, naik 11% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 47,2 juta ton. Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy menyatakan angka produksi 52,3 juta ton itu masih di kisaran target perseroan yang dipatok sebesar 50-53 juta ton.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD231,23 juta pada tahun 2013. Laba ini turun 40 persen dibandingkan tahun 2012, yang sebesar USD385,35 juta.
Pendapatan emiten produsen batu bara ini juga tercatat melemah menjadi USD3,29 miliar dari sebelumnya, USD3,72 miliar. Demikian terungkap dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar